SIDOARJO (Suarapubliknews) – Penetapan tanggal 28 dan 30 Oktober sebagai hari libur cuti bersama dijadikan momentum oleh sebagian masyarakat untuk berpergian. Selama libur panjang tersebut jumlah penumpang di Bandar Udara Internasional Juanda diprediksikan mengalami peningkatan.
PTS General Manager Bandar Udara Internasional Juanda, MMA. Indah Preastuty mengatakan bahwa berdasarkan data lalu lintas pergerakan penerbangan pada H-3 hingga H-1, arus penumpang di Bandara Juanda menunjukkan peningkatan jumlah pergerakan.
“Selama 3 hari menjelang libur panjang kami mencatat ada 16.574 penumpang pada Hari Sabtu (24/10), 16.563 di Hari Minggu (25/10), dan 15.652 pada Senin, (26/10). Puncak pergerakan kami prediksi terjadi pada Rabu (28/10) sejumlah 17.591 penumpang,” katanya.
Jika dibandingkan dengan minggu sebelumnya pada jumlah hari yang sama, maka terlihat terjadi peningkatan sejumlah 16 persen atau dari 41.911 penumpang pada tanggal 17 hingga 19 Oktober menjadi 48.789 pada tanggal 24 hingga 26 Oktober. “Sehingga jika dirata-rata minggu ini kami melayani 16 ribu penumpang per hari, sementara pada minggu lalu kami melayani 13 ribu penumpang,” ungkapnya.
Diperkirakan, selain faktor cuti bersama, peningkatan jumlah penumpang juga disebabkan oleh stimulus yang diberikan pemerintah untuk tarif Pelayanan Jasa Penumpang Peawat Udara (PJP2U) atau Passenger Service Charge (PSC).
“Walaupun Bandar Udara Internasional Juanda bukan termasuk salah satu bandara yang ditentukan menerima stimulus tersebut, namun rute terbanyak yang kami layani yaitu Jakarta mendapatkan stimulus sehingga cukup memberikan dampak peningkatan jumlah penumpang dari dan menuju Surabaya. Dengan adanya stimulus ini penerbangan tujuan Surabaya menjadi meningkat, mengingat dari 13 bandara yang mendapat stimulus, 11 diantaranya memiliki rute menuju Surabaya, sehingga tak heran jika menjelang libur panjang akhir pekan ini penumpang kedatangan atau arrival passanger yang mendominasi. Semoga dengan adanya stimulus ini perekonomian dan pariwisata juga ikut menggeliat kembali,” ujar Indah.
Selama periode libur panjang akhir pekan ini, Bandar Udara Internasional Juanda juga telah mengantisipasi peningkatan jumlah pergerakan penumpang terutama terkait penerapan protokol kesehatan di bandara.
Program yang telah berjalan selama masa adaptasi kebiasan baru tetap dijalankan dengan konsisten, yakni pemeriksaan suhu tubuh dengan thermo scanner, pemasangan dispenser cairan pembersih tangan, pengaturan jarak di ruang tunggu, pemasangan stiker pembatas jarak antrian, hingga pembentukan tim sinergitas untuk patroli penerapan protokol kesehatan.
“Serangkaian upaya tersebut terus kami jalankan, tak lupa juga seluruh mitra usaha kami pun menerapkan protokol kesehatan di area usahanya. Hal ini kami lakukan untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat untuk bepergian kembali menggunakan pesawat udara dengan aman dan nyaman sesuai protokol kesehatan sesuai dengan ketentuan Pemerintah,” lanjutnya.
Menyambut musim hujan di awal November, pihaknya selaku pengelola bandara telah merapatkan barisan bersama stakeholder terkait guna mengantisipasi dampak cuaca buruk terhadap penerbangan.
“Kami terus berkordinasi dengan BMKG, Airnav, dan Kantor Otoritas Bandara Wilayah III terkait pemantauan cuaca secara berkala. Selain itu kami juga telah menempuh langkah antisipasi lainnya dengan melakukan pengecekan dan pembersihan saluran-saluran pembuangan air serta memastikan pengawasan dan pemeliharaan pekerjaan baik di area sisi darat maupun sisi udara berjalan sesuai prosedur keamanan dan keselamatan kerja,” ungkapnya.
Selain itu, Bandara Juanda juga telah menyiapkan rencana kontigensi jika terjadi penerbangan pengalihan (divert) dari bandara lain yang diakibatkan karena cuaca buruk ( bad weather ). Kondisi yang umum terjadi saat cuaca buruk musim hujan adalah jarak pandang visual atau visibility yang berkurang karena tingginya curah hujan, kabut, atau kondisi sejenis yang mengakibatkan menurunnya kemampuan pandang.
“Jika hal tersebut terjadi, demi keamanan dan keselamatan penerbangan pilot dapat memutuskan untuk mengalihkan sementara tujuan pendaratan ke bandara terdekat. Untuk itu, dari aspek operasional terutama ketersediaan area parkir pesawat dan ruang tunggu bandara, kami pun telah menyiapkan jika hal tersebut terjadi,” pungkas Indah. (q cox, tama dinie)