BisnisJatim Raya

Beda Di Antara Keberagaman Fisixty Bawa Kopi ke Babak Baru

140
×

Beda Di Antara Keberagaman Fisixty Bawa Kopi ke Babak Baru

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Kopi susu kekinian menjadi trend beberapa tahun terakhir, tak hanya kota besar, di pelosok pun banyak coffee shop ataupun kedai yang menjual minuman berbasis kopi dicampur susu ini. Namun dalam perkembangannya usaha tersebut membuat masyarakat mulai jenuh.

Melihat fenomena ini, Owner Fixity, Omar Siarief mencoba menghadirkan sesuatu yang beda melalui brand Fisixty yang didirikannya. Awal merintis usaha di tahun 2020, dia melihat apa yang ditawarkan di kedai kopi susu dan sejenisnya hanya itu-itu saja. Dia pun tak mau terjebak dengan hal itu.

“Jadi saya berpikir harus beda. Lihat saja, kedai-kedai es kopi susu yang booming sekitar tahun 2018 saat ini cenderung stagnan dan tidak ada perkembangan signifikan. Mereka hanya mengandalkan menu es kopi susu yang creamy, dan sejenisnya,” katanya.

Dalam menciptakan sesuatu atau merintis usaha, Omar berkomitmen harus beda dan tak ingin mengikuti arus. “Bagi saya, Fisixty harus punya nilai sendiri. Makanya aku pilih mixology yang dipadu dengan kopi. Ribet memang mengolahnya, tapi saya berharap agar orang notice dengan Fisixty,” ujarnya yang juga seorang barista trainer & coffee consultant ini.

Selain itu, Omar juga mengandalkan Coffee Next Level, dimana memiliki metode yang benar-benar berbeda. Karena ada proses clarification yang menghilangkan partikel kopi itu sendiri.

“Di coffee next level, ada metode dimana kopi hitam bisa berubah jadi coklat, putih jadi bening, dan sebagainya. Jadi lebih banyak varian,” jelas Omar yang mengantongi certified advanced sensory ini

Dia mencontohkan, Dalgona Coffee adalah salah satu dari produk Coffee Next Level. Soal rasa, dalam metode ini, akan ‘susut’ karena ada partikel keruh yang dikurangi. Di Fisixty sendiri, Omar memilih menghadirkan produk minuman kepada konsumen yang datang dengan menggunakan ingredients homemade yang dibuat sendiri. “Ambil contoh saya bikin bahan dari buah sawo, juwet, dan sebagainya,” terangnya.

Menariknya, Omar menerapkan konsep ‘Omakaze’, yang dalam bahasa Jepang artinya terserah, dimana bisa diartikan minuman yang dibuat diserahkan pada bartender. Namun tetap disesuaikan dengan permintaan konsumen. Misalnya minta yang segar, fruity, sedikit creamy, dan sebagainya.

“Tidak ada daftar menu di sini. Kami ingin ciptakan yang out of the box, harus jadi pembeda diantara keberagaman. Namun di sisi lain saya selalu menberikan edukasi terkait karakter minuman kepada konsumen,” ulas Omar yang menyebut konsumen yang datang sebagian besar para owner coffeeshop, barista, bartender, hingga kalangan profesional.

Saat ini, dia tengah menyiapkan beberapa menu untuk sebuah usaha coffeeshop barunya di Surabaya. Ada 12 menu minuman yang sudah diciptakan baik berbahan kopi, mocktail maupun mixology. (q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *