Pemerintahan

Begini Respon Sekjen UCLG Asia Pasifik Terhadap Pembangunan Ruang Publik di Surabaya

13
×

Begini Respon Sekjen UCLG Asia Pasifik Terhadap Pembangunan Ruang Publik di Surabaya

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berkomitmen menambah ruang publik di Kota Pahlawan. Dengan banyaknya ruang publik seperti taman, warga Surabaya bisa menyalurkan bakat, kreativitas, bersosial dan berinteraksi satu dengan yang lain.

Terlebih, kehadiran ruang publik turut mempercantik estetika kota dan menyeimbangkan temperature udara.

Salah satu ruang publik yang baru diresmikan itu adalah Taman Ex Incinerator yang merupakan bagian dari Taman Harmoni Keputih. Taman baru itu, memiliki luas mencapai 2,8 hektar dengan luasan lahan yang sudah dibangun tahun 2019 mencapai 1,2 hektar.

Taman Ex Incinerator, dulunya merupakan eks Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Atas inisiasi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, taman itu kemudian diubah menjadi ruang publik yang indah dan futuristik.

Sekjen United Cities and Local Government (UCLG) Asia Pasifik (Aspac), Dr. Bernadia Irawati Tjandradewi, mengapresiasi atas upaya Pemkot Surabaya menyediakan ruang publik bagi masyarakat.

Menurutnya, di berbagai negara besar, ruang publik seperti taman sudah sangat jarang ditemui di tengah kota. Karena itu, pihaknya sangat mendukung langkah Pemkot Surabaya menyediakan ruang publik bagi warga kota.

“Memang Surabaya itu sudah menjadi inspirasi untuk kota-kota besar di dunia. Banyak sekali yang sudah dengar tentang Kota Surabaya,” kata Bernadia saat berkunjung ke Taman Ex Incinerator, Keputih Surabaya, Senin, (17/6/2019).

Dalam kunjungannya itu, Sekjen UCLG Aspac ini hadir bersama beberapa delegasi. Mereka diantaranya, Ms. Fanny Salle, Vice President of the Province Loire Atlantique, Mr. Simone Gioventti Project Officer Cites Unies France and UCLG working group on prevention and management of teritorial crisis, David Sagita UCLG ASPAC Public Space Specialist dan M. Helmi Abidin DRR Coordinator UCLG ASPAC.

Bernadia menyampaikan setiap berkunjung ke Taman Ex Incinerator, selalu ada hal baru yang menarik, walaupun konstruksi tamannya itu masih belum tuntas 100 persen. Namun begitu, jika dilihat dari fingerprint yang ada, ia menilai idenya sangat brilliant dan bagus. Bahkan, pihaknya juga mengapresiasi atas dibangunnya 70 taman baru di Kota Pahlawan.

“Impressive (berkesan) sekali, ada 70 taman baru yang dibangun tahun ini di Surabaya, karena rata-rata di kota besar itu ada keterbatasan lahan, tapi karena komitmen sangat tinggi dari seorang leader (Wali Kota Risma), sehingga lahan terus ada untuk disediakan (ruang publik),” ujarnya.

Menurutnya, prioritas pembangunan ruang publik itu tergantung dari kebijakan Pemerintah Daerah (pemda) setempat. Ia menyebut, kebanyakan di kota-kota besar, pemda lebih memprioritaskan untuk pembangunan mal, hal ini berbeda dengan Kota Surabaya. Makanya, pihaknya sangat mendukung sekali langkah Wali Kota Risma menyediakan ruang publik bagi masyarakat.

“Karena sebetulnya ruang publik itu sendiri tergantung dari prioritas Pemda itu sendiri. ada pemda yang memprioritaskan untuk mal-mal, jadi semua itu komitmen tergantung dari Pemda,” jelasnya.

Ia menilai, ruang publik seperti taman kota itu sangat penting. Sebab, selain berfungsi menjaga kualitas udara, ruang publik dinilai dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk menyalurkan bakat dan kreatifitasnya.

“Jadi ruang publik Surabaya itu sudah menjadi referensi kota-kota besar di dunia. Setiap saya berkunjung ke sini (Surabaya) selalu ada perubahan-perubahan yang lebih baik sekali,” katanya.

Di waktu yang sama, Vice President of the Province Loire Atlantique France, Ms. Fanny Salle menilai bahwa pembangunan ruang publik seperti taman di Surabaya sangat bermanfaat untuk masyarakat.

Selain itu, keberadaan ruang publik di tengah kota juga sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk saling berinteraksi dan bersosial satu sama lain.

“Ini bisa menjadi referensi untuk visit (kunjungan) dari negara di Eropa, agar anak anak kita nanti merasakan kesegaran, dan sangat menarik jika masyarakat kita (Perancis) berkunjung segera ke sini,” kata Fanny.

Menurut dia, keberadaan ruang publik seperti taman dapat berfungsi untuk menyeimbangkan temperature dalam kota. Komitmen Pemkot Surabaya menyediakan taman atau ruang terbuka hijau di tengah kota merupakan langkah tepat.

“Sangat mengesankan bagi kita di Eropa, bagaimana kota di sini (Surabaya) menghadapi masalah cuaca panas, tapi dapat diatasi dengan cara membangun taman untuk menambah kesegaran di dalam kota,” terangnya.

Ia mengungkapkan di kota-kota besar Perancis, tidak memiliki cukup alam terbuka, seperti pepohonan dan taman. Jadi ketika musim panas tiba, masyarakat banyak yang memilih untuk berpindah. Oleh karena itu, ia mengaku bakal mencontoh apa yang telah dilakukan Wali Kota Risma dengan membangun taman atau ruang publik di tengah kota.

“Tempat seperti ini sangat penting untuk dimiliki anak kita nantinya. Untuk hidup, untuk bersosialisasi, dan untuk menyeimbangkan temperature dalam kota,” pungkasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *