SURABAYA (Suarapubliknews) – Terlepas dari semua cerita soal kontroversinya, namun belakangan nama La Nyalla Mahmud Matalitti tiba-tiba kembali menyeruak. Ini setelah ia terpilih menjadi ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI periode 2019-2024.
Bahkan terbaru, La Nyalla Mahmud Matalitti yang di kalangan orang dekatnya dikenal memiliki kepribadian yang sangat taat beragama ini juga masuk dalam bursa pemilihan ketua umum PSSI, dan akan bersaing dengan enam nama lainnya.
Pernyataan ini disampaikan Wahyu Darmawan, pemilik Kedai Ketan Punel di kawasan Taman Bungkul, Surabaya. “Setahu saya, Pak Nyalla ini sering melakukan puasa Daud (Nabi Daud). Sehari puasa, sehari tidak…begitu seterusnya,” demikian tutur Wahyu Darmawan, Kamis (3/10/2019).
Wahyu Darmawan adalah mantan jurnalis salah satu surat kabar di Kota Pahlawan yang beberapa tahun silam sempat ngepos di desk olahraga .
Dari situlah ia mengenal La Nyalla yang saat itu menjabat Wakil ketua KONI Jatim. Tetapi kini Wahyu sudah memutuskan berhenti menjadi jurnalis dan menggeluti usaha kuliner.
Menurut dia, puasa yang dijalani La Nyalla terus dijalani. Tapi gara-gara puasa itu, sering ada kejadian lucu karena hal itu membuat orang-orang terdekatnya bingung.
“Bingung karena apakah tidak tahu hari ini Pak Nyalla puasa apa enggak ya,” lanjutnya.
Bahkan ia mengatakan jika La Nyalla tetap berpuasa meskipun saat itu ia pernah dipenjara. “Saat terkena masalah hukum dan berada di balik jeruji besi, beliau tetap puasa,” tambah Wahyu.
Tidak hanya itu, Wahyu juga menuturkan jika ketua MPW Pemuda Pancasila Jawa Timur ini tidak segan membiayai orang-orang yang dikenalnya untuk berangkat haji ke Tanah Suci.
“Memberangkatkan orang untuk berhaji itu dilakukannya setiap tahun. Jumlahnya pun tidak satu, bisa lima orang sekaligus,” tuturnya.
Masih Wahyu, yang diberangkatkan berhaji itu ada yang staf di Kadin Jatim, staf di KONI Jatim dan kader dari Pemuda Pancasila. Namun selain haji, ada pula yang diberangkatkan umrah, terserah pilihan pada orang yang ditawarinya.
“Jadi orangnya itu ditanya, mau umrah atau haji. Kalau umrah bisa langsung berangkat, kalau haji daftar dulu. Tapi biayanya ditanggung Pak Nyalla, dan menunggu giliran berangkat,” jelasnya.
Bapak dua anak ini mengatakan pernah suatu ketika bertanya ke La Nyalla, mengapa ia memberangkatkan haji orang lain. Jawabannya sangat religius.
Kata La Nyalla, seperti dituturkan Wahyu, ia tidak akan jatuh miskin hanya gara-gara menghajikan orang. Sebaliknya, ia justru akan bertambah sukses.
“Karena orang-orang yang saya hajikan itu, doanya kepada Allah pasti yang baik-baik untuk saya,” ungkap Nyalla.
Tapi di balik itu, La Nyalla ternyata juga memiliki kisah yang mungkin tidak diketahui orang lain. Ia menghajikan orang itu karena pertama kali ia berhaji juga karena dihajikan oleh orang lain pula. “Jadi saya juga ingin melakukan itu,” kata Wahyu, menirukan pernyataan La Nyalla. (q cox)