KEDIRI (Suarapubliknews) – Mungkin menjadi hari yang akan selalu dikenang oleh Wiji Fitriani. Bagaimana tidak, begitu besar perhatian Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno yang diberikan kepadanya.
Pemberian bantuan tangan palsu atau biasa disebut protesa untuk Widji Fitriani (gadis penderita schizoprenia) yang memiliki kebiasaan menggigiti anggota tubuhnya itu, diserahkan langsung oleh Khofifah di rumah gadis yang biasa disapa Fitri tersebut, di Dusun Tambak Desa Ngadi, Kecamatan Mojo.
Khofifah mengisahkan, sejak menerima informasi dari media beberapa waktu lalu terkait Fitri, pihaknya langsung bertindak cepat. Yakni meminta Dinkes Jatim, dan Dinsos Jatim, untuk melakukan penjangkauan serta koordinasi dengan Dinkes dan Dinsos Kabupaten Kediri untuk penanganan lebih jauh.
“Lewat informasi media beberapa waktu lalu saya langsung meminta kepada Kadinkes dan Kadinsos untuk melakukan pengecekan, dan koordinasi dengan Pemkab Kediri, untuk diambil keputusan penanganan lanjut, antara lain untuk diberikan psikososial terapi dan tindakan lainnya,” ungkapnya.
Dijelaskan, psikososial terapi kepada Fitri dilaksanakan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur Surabaya. Bahkan, Khofifah menyempatkan diri untuk menjenguk Fitri saat dirawat di RSJ Menur Surabaya. Selain itu, terdapat juga tindakan yang dilakukan oleh Rumah Sakit Haji Surabaya dan Rumah Sakit Dr. Soetomo.
“Jadi sebetulnya penanganan Fitri berada pada rumah sakit yang terintegrasi di dalam koordinasi Pemprov Jatim,” Ujar Gubernur perempuan pertama di Jatim ini.Selasa (24/7/2019)
Khofifah menambahkan, selama Fitri dirawat secara intensif di RSJ Menur, pihaknya terus melakukan monitoring. Lewat monitoring ini, akhirnya diputuskan oleh tim dokter bahwa Fitri bisa kembali pada keluarga. Apalagi, Fitri sudah seringkali meminta untuk segera bertemu dengan sang nenek.
“Setelah perawatan ini, dibutuhkan proses selanjutnya yakni penyiapan protesi tangan ini. Saya rasa protesi yang dibuat sudah sangat advance,” ujar Khofifah.
Khofifah berharap, puskesmas terdekat terus memberikan pelayanan kepada Fitri untuk after carenya. Hal ini penting dilakukan, sebagai bentuk ikhtiar bersama dan dukungan kepada Fitri agar bisa kembali berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
“Saya rasa psikososial terapi yang diberikan telah mampu memberikan efek sangat besar, selanjutnya monitoring dan perawatan aftercare harus bisa diberikan oleh Puskesmas terdekat dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK),” tegas Khofifah.
Suasana haru terlihat begitu terasa, bahkan isak tangis Fitri seketika pecah saat Khofifah memasangkan langsung protesa tangan palsu di tangannya. Fitri yang saat itu didampingi neneknya, seketika memeluk Gubernur Khofifah dan mengucapkan terima kasih.
“Terima kasih, terima kasih Ibu Khofifah. Maafkan saya selama ini,” ucap Fitri dengan terbata-bata.
Pada kesempatan tersebut, Khofifah juga menyalurkan secara langsung bantuan berupa Jaminan Sosial Lanjut Usia (PKH plus), serta kebutuhan pokok kepada para dhuafa setempat. Pihaknya berpesan, pada penerima PKH plus untuk bisa menggunakan bantuan ini secara bijak dan sesuai kebutuhan.
“Monggo bisa diambil semuanya, namun demikian saya mengajak agar bisa menggunakan dengan bijak dan bisa mengambil sesuai kebutuhan,” tutupnya.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno menyampaikan, berkat koordinasi dan kerjasama yang intensif antara Pemprov Jatim, dan Pemkab Kediri, perawatan pada Fitri bisa dilakukan optimal. Bahkan, saat ini kondisinya sudah menunjukkan perubahan yang sangat baik.
“Sekali lagi kami sampaikan terima kasih kepada ibu Gubernur dan tim atas bantuan sosial dan program penanggulangan kemiskinan lainnya yang diberikan kepada Kabupaten Kediri,” ujarnya. (q cox, Iwan)