Peristiwa

Cu Pat Kay Hibur Warga Yang Kehujanan, Festival Cap Go Meh Surabaya 2023 Berlangsung Meriah

40
×

Cu Pat Kay Hibur Warga Yang Kehujanan, Festival Cap Go Meh Surabaya 2023 Berlangsung Meriah

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Walau hujan mengguyur kawasan Kembang Jepun, Surabaya sejak sore hari, tidak menyurutkan antusiasme warga yang ingin menyaksikan rangkaian kegiatan Festival Cap Go Meh yang baru pertama kali digelar di Kota Pahlawan, Minggu (12/02). Terlebih menantikan parade yang diikuti oleh komunitas thionghoa di Surabaya.

Tingkah lucu Cu Pat Kay, tokoh manusia babi dalam serial mandarin Kera Sakti menarik perhatian masyaraat yang rela menunggu acara yang molor lebih dari satu jam diakibatkan oleh hujan yang tak kunjung henti.

Tak hanya meladeni mereka yang foto bersama, tokoh yang selalu diceritakan patah hati ini tampak menari dengan pengunjung saat pemusik dari rumah kecapi memainkan lagu romantis. Tak hanya Cu Pat Kay, Kakak Pertama Keras Sakti, Wujing dan Biksu Tong Sam Cong juga tampak sibuk meladeni pengunjung yang ingin berfoto bersama.

Panitia kya kya, Haka wallesa yang juga Wakil humas pemerintah kota Assosiasi Pengusaha Kafe Restoran Indonesia (Apkrindo) dan berperan sebagai Cu Pat Kay mengatakan Festival Cap Go Meh yang diisiasi oleh Wisata Kampung Pecinan dan Apkrindo bertujuan untuk melestarikan budaya dan dapat diingat oleh generasi penerus.

“Makanya, kami para pedagang di Kya-kya ikut mempersembahkan sesuatu untuk meramaikan rumah kita, dan supaya budaya ini kian terkenal dan tidak luntur dari anak cucu kita, makanya kita melestarikan ini. Semoga ini terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya,” katanya.

Tak hanya para tokoh serial Kera Sakti, Vampir dari jaman dinasti kerajaan berserta para kaisar dan keluarga, Barongsai, Liang Liong, Perwakilan Koko cici Jatim, Cak Ning Surabaya dan Dewa Rejeki juga ikut dalam parade yang dilepas oleh Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.

Ada juga penampilan musik tradisional khas Tiongkok, tarian Cap Go Meh, fashion show, tarian Bian Lian, Wushu Litthle Sun School, Wushu Lima Naga dan penampilan singkat Tatung dari Komunitas Singkawang serta ditutup oelh penampilan kembang api.

“Kya Kya sudah menjadi jujugan warga Surabaya untuk bersantai dikala weekend namun sayang di musim penghujan ini menghalangi mereka untuk datang karena kurangnya tempat berteduh. Kami berharap pemkot dapat menfasiltasi para pedagang tenda untuk berjualan lebih nyaman dan warga lebih nyaman datang kemari,” tutup Haka yang memiliki tenant Ini Teh Jehan di Kawasan Wisata Pecinan Kya Kya Kembang Jepun. (q cok, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *