Politik

DPRD Surabaya Desak Pemkot Evaluasi Menyeluruh Jebolnya Tanggul Banyu Urip

20
×

DPRD Surabaya Desak Pemkot Evaluasi Menyeluruh Jebolnya Tanggul Banyu Urip

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) –Komisi C DPRD Kota Surabaya yang membidangi pembangunan, menyoroti insiden jebolnya tanggul tanggul sungai Banyu Urip yang diakibatkan derasnya hujan beberapa hari lalu.

Hal ini disampaikan Buchori Imron anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya, yang mengatakan bahwa pasca jebolnya tanggul Sungai Banyu Urip beberapa hari lalu harusnya Pemkot segera melakukan evaluasi menyeluruh, mengapa hal tersebut bisa jebol.

“Apakah pengerjaannya dahulu asal-asalan, atau kontraktornya yang buat tanggul juga sembrono saat membangun tanggul. Ini perlu adanya evaluasi menyeluruh,” ujar Buchori Imron di Surabaya, Kamis (04/05/2023).

Buchori Imron mempertanyakan sistem pelelangan, anggaran dan sekaligus feasability study, yang menurutnya, pembangunan tanggul tidak digarap asal-asalan. Sebab, pemkot punya kewenangan segalanya, mulai keuangan, konsep dan lainnya. Harusnya masalah banjir bisa diatasi, utamanya warga di sekitar tanggul.

“Jadi jangan asal-asalan bangun tanggul itu, hingga bangunan rapuh,” tegas Buchori.

Di samping itu, politisi PPP ini juga meminta agar sungai bebas dari sampah, sehingga saluran airnya lancar dan tidak menghambat arus. Sehingga dampaknya tanggul jebol.

Maka, Buchori menekankan, agar pemkot segera melakukan evaluasi secara menyeluruh. Mulai konsepnya, plaining, feasability study.

“Termasuk penganggarannya. Mungkin ada yang salah,” ungkap mantan Ketua DPC PPP Kota Surabaya ini.

Buchori Imron mewanti-wanti pemkot jangan asal mengejar lelang dengan harga murah. Namun harus mengkaji, kontraktor itu punya kredibilitas dan track recordnya jelas. “Agar pelaksanaan proyek tidak dikerjakan menyimpang,” ujar dia.

Pasalnya, tambah Buchori, selama ini pemkot dinilai lemah mengawasi pengerjaan proyek. Sehingga ia menduga kontraktor mengerjakan secara asal-asalan. Tidak sesuai dengan konsep, planning dan feasability study.

“Serta tak memikirkan perawatan dalam jangka panjang,” demikian Buchori Imron. (q cox, Lung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *