BisnisJatim Raya

Dua Karya ITS Masuk Jajaran Produk Inovasi Penanganan Covid-19 Nasional

12
×

Dua Karya ITS Masuk Jajaran Produk Inovasi Penanganan Covid-19 Nasional

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Dua produk Institut Teknologi Sepuluh Nopember masuk dalam produk inovasi Indonesia untuk penanganan Covid-19 yang diusul oleh Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN). Yakni Robot medical Assistant ITS-Airlangga (RAISA) dan produk Faceshield Mask ITS.

Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS Agus Muhamad Hatta ST MSi PhD menjelaskan bahwa dari banyak produk inovasi yang dikirimkan ITS kepada Kemenristek/BRIN, dua produk itulah yang terpilih untuk ditampilkan dalam jajaran produk-produk unggulan nasional. “RAISA ini bisa membantu tenaga medis di RSUA, dan produk Faceshield telah diproduksi lebih dari 150 ribu dengan sistem donasi,” jelasnya.

Peluncuran produk inovasi untuk penanganan Covid-19 ini merupakan sebuah apresiasi dari Kemenristek/BRIN kepada ITS dan para inventor lainnya. “Ini juga merupakan dampak positif untuk kita, karena karya kita bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas,” imbuh Hatta.

Dengan termasuknya kedua produk ini ke dalam produk inovasi untuk penanganan Covid-19, Hatta mengharapkan agar keduanya bisa diproduksi secara massal mengingat keperluannya di berbagai tempat di Indonesia. “Kami mengharapkan dapat diproduksi secara massal melalui hilirisasi atau difusi industri,” ungkap dosen Teknik Fisika ini.

Hatta berharap bahwa dengan adanya produk inovasi ini, terutama dari ITS yang bekerjasama dengan RSUA, bisa membantu tenaga medis dan masyarakat umum untuk berjuang melawan pandemi ini.

Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, Kerjasama, dan Kealumnian ITS Bambang Pramujati ST MSc MEng PhD juga menambahkan bahwa dua produk ini memberikan dampak besar bagi tenaga medis.

Bahkan faceshield yang diproduksi oleh tim ITS telah disebarkan ke berbagai provinsi di Indonesia. “Produk ini tentunya memberikan rasa aman bagi para tenaga medis yang berada di garda depan,” ujar dosen Teknik Mesin ini.

Sementara untuk produksi RAISA, ITS dan RSUA akan melakukan proses produksi lebih banyak. Tim peneliti sudah mendapat izin dan pendanaan dari Kemenristek/BRIN untuk melakukan proses produksi RAISA. “Sejauh ini sudah diproduksi empat untuk RSUA, harapannya bisa digunakan oleh rumah sakit pendidikan lainnya juga,” papar Bambang.

Bambang mengungkapkan bahwa kita harus sadar dan bangkit dengan produk-produk inovasi karya anak bangsa. “Ketergantungan kita terhadap barang impor sebisa mungkin harus ditekan, dan bila memungkinkan harus dihilangkan,” tandasnya. (q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *