BisnisJatim Raya

Ekranova, Dinkop Jatim: UMKM Harus Tetap Kreatif Ditengah Pandemi

12
×

Ekranova, Dinkop Jatim: UMKM Harus Tetap Kreatif Ditengah Pandemi

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang terus kreatif dan inovatif dinilai memiliki ketahanan lebih terhadap pagebluk yang sudah melanda Indonesia sejak Maret 2020 lalu. Kreativitas para pelaku UMKM tersebut terlihat dalam gelaran Ekonomi Kreatif dan Inovasi (EkraNova) 2020 yang digelar FGB, Bank Jatim, Surabaya Suites Hotel bersama Kulinerjatim

Kepala Seksi Promosi Bidang Pemasaran Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur, Anjik Sudiyantoro mengaku mendukung penuh kegiatan tersebut, sebagai upaya untuk mendorong pengembangan UMKM di Jatim khususnya yang bergerak di sektor kuliner dari hulu hingga hilir.

Menurutnya, saat ini semua masyarakat memang dituntut bisa beradaptasi dengan Covid-19. “Dan saya kira pelaku UMKM kita sudah kreatif dalam menciptakan suatu gagasan dan inovatif dalam menghasilkan produk-produk baru di tengah pandemi. Misalnya produk minuman herbal, atau batik yang mengeluarkan produk masker, dan sebagainya,” katanya.

Dikatakannya, sesuai dengan penegasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa pelaku UMKM harus bisa menyesuaikan dengan keadaan, dengan mengarah ke sektor digitalisasi. Untuk itu kolaborasi sangat diperlukan, antara pelaku UMKM dengan banyak pihak, termasuk stakeholder, demi meningkatkan pendapatan sehingga perekonomian di Jawa Timur tetap berjalan. “Namun tentu tetap harus memerhatikan soal protokol kesehatan,” tegas Anjik.

Di Dinas Koperasi dan UKM Jawa Timur sendiri, ada dua program dalam mendukung pemasaran produk UMKM, yakni melalui disediakannya gedung galeri untuk produk batik, serta pameran gedung pameran untuk produk handycraft dan makanan/minuman. Itu merupakan wujud dukungan Pemprov Jawa Timur dalam mempromosikan produk dari para pelaku UMKM di Jawa Timur.

“Di bidang produksi, kami ada program Business Development Centre atau BDC untuk memberikan layanan konsultasi terkait produk, perizinan dan pembinaan kepada UMKM termasuk kendala-kendala apa saja yang dihadapi. Kami pun terus menyuarakan mari membela dan membeli produk UMKM Jatim,” lanjutnya.

Perajin batik tulis asal Pamekasan Sila Batik, juga mengakui bahwa pelaku usaha yang kreatif, produktif, dan inovatif adalah yang bisa bertahan bahkan berkembang di tengah pandemi saat ini. Upaya-upaya yang dilakukan dengan membuka jaringan pasar dan peningkatan kualitas melalui kelas-kelas pengembangan seperti yang digelar di EkraNova 2020 tersebut perlu didukung. “Jadikan pandemi ini langkah untuk terus berinovasi, jangan berhenti dan menunggu. Jadi kami pelaku UMKM sangat mendukung kegiatan ini,” ungkapnya.

Ketua Panitia EkraNova 2020, Luthfi Nur Zaman mengatakan, even yang digelar secara offline dan online tersebut menjadi wadah bagi para UMKM kuliner di Jawa Timur untuk bisa naik kelas, selain karena ada review dari para pakar terhadap produk yang dihadirkan, juga digelar tiga kelas untuk pengembangan bisnis mereka. Digelar juga talkshow atau sosialisasi dari BPOM yang tentu sangat berguna bagi pelaku UMKM.

“Dengan mengikuti even ini, mereka akan secara langsung mendapatkan masukan dan pendampingan dari pakar di bidangnya terkait kebersihan, cara pengolahan, kemasan, hingga pasar. Tak hanya itu, dalam evem ini tiga kelas yang dihadirkan yakni fotografi/video produk, menembus pasar ekspor, serta kiat mengelola pelanggan,” jelasnya.

General Manager Surabaya Suites Hotel, Firman S Permana menambahkan, pihaknya mendukung penuh gelaran EkraNova 2020 karena sejalan dengan upaya dalam mendorong pengembangan produk food and beverge dari pelaku UMKM di Jawa Timur.

Menurutnya, pengembangan produk UMKM tak bisa hanya menggantungkan pemerintah semata. Semua pihak termasuk swasta dan lembaga non pemerintah musti sama-sama ikut berperan aktif, mengingat produk UMKM lokal memiliki potensi besar untuk dikembangkan.

“Ini sudah yang ke sekian kalinya kami memberi wadah para UMKM dan mereka yang memiliki kreativitas di bidang F and B untuk bisa naik kelas. Bukan tidak mungkin, ke depan produk-produk UMKM ini bisa masuk ke hotel-hotel sehingga bisa memiliki nilai tambah dan tentu tingkat higienitas dan kualitas yang dijamin,” ujar Firman. (q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *