Jatim RayaPeristiwa

Gelar Acara Temu Kerabat di Usia ke 67, Ferry Is Mirza: Menjaga Silaturahmi setelah Pandemi

61
×

Gelar Acara Temu Kerabat di Usia ke 67, Ferry Is Mirza: Menjaga Silaturahmi setelah Pandemi

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Selama dua tahun sejak pandemi Covid merebak awal tahun 2020, membuat segala sesuatunya stagnan. Ibarat mati suri. Tak terkecuali kontak fisik antar saudara, sahabat. Hanya bisa berkomunikasi lewat media online.

Syukur alhamdulillah, atas ridha Allah Maha Pengasih lagi Penyayang, Ahad (20/3) kemarin, mati suri itu hidup kembali. Dalam suasana kekerabatan penuh canda di acara silaturahmi tasyakuran hari kelahiran saya Ferry Is Mirza.

Sungguh nikmat Allah limpahkan siang hari itu. Ruangan resto Kampi Hotel yang jaraknya selemparan batu dari Balai Wartawan (kantor PWI Jatim) di Jln Taman Apsari, terpancar aura persaudaraan yang gayeng.

Hampir semua kursi baik dalam ruangan maupun di teras hotel yang tak jauh dari Gedung Negara Grahadi itu dipenuhi sahabat penulis dari lintas profesi dan generasi. Semisal, ada jurnalis senior dan junior. Seperti, Hadiaman Santoso, Dhimam Abror, Ali Salim, Arif Afandi, Zainal Arifin Emka, Arifin BH, Imawan Mashuri, Ketua PWI Jatim Luthfil Hakim, Budi Bojes, Indro Sulistyo, Herry Sunaryo, Asikin, Syaikhu, Budi Bola, dan DR (can) Eko Pamudji (Sekretaris PWI Jatim) serta Andi Setiawan Bendum PWI Jatim, juga banyak lagi sahabat jurnalis yang maaf namanya tidak disebut.

Ada legislator Agus Dono dan politisi PAN (Partai Amanat Nasional) Ana Luthfi, Herman Rivai. Juga ada pengusaha UKM, H. Taufikurrahman, Agus Prastowo, dan pengusaha properti/ kontraktor, Salim M Bahmid, Hamid Bayaqub, Ady Amar penulis dan penerbit buku, serta Taufik Baridwan dan dan pengusaha Mudhofi Hadisiswoyo.

Bagi penulis ada dia surprise siang itu. Pertama, kehadiran sahabat Djunaidi Limbong dari Banjarmasin bersama putra sulungnya Nolan Limbong yang lulusan Portland University, Oregon, Amerika.

Dibilang kejutan bagi penulis lantaran, Djunaidi kelahiran Banjarmasin, yang penulis kenal sejak 40 tahun lalu di Malang (saat ia masih perjaka, red), ia menyempatkan datang khusus.

Surprise kedua, setelah acara doa yang diberikan oleh DR Dhimam Abror, tiba-tiba ada bingkisan kue dari menejemen Kampi Hotel yang diserahkan oleh manajer Zainudin. Bingkisan kue ini pun khusus dan mungkin yang pertama di dunia. Kenapa? Karena kalau kue ultah itu biasa ditulis Happy Birthday, nah yang ini tertulis Yaumil Milad Pak Ferry Is Mirza. Amazing..

Beberapa kolega memberikan testimoninya. Djunaudi Limbong, Hadiaman Santoso, Dhimam Abror, Arif Afandi, dan Luthfil Hakim.

InsyaAllah dengan acara tasyakuran itu, niatan penulis untuk menjaga silaturahmi dengan semua sahabat dan kolega bisa terjalin hingga dipertemukan di akhirat Jannatin Firdaus. Aamiin…(q cox, fim)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *