Jatim Raya

Gelaran Rare East Java Cuisine Plating Challenge 2020 Diapresiasi Pemprov Jatim

13
×

Gelaran Rare East Java Cuisine Plating Challenge 2020 Diapresiasi Pemprov Jatim

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Gelaran ‘Rare East Java Cuisine Plating Challenge 2020’ oleh Indonesia Chef Association (ICA) BPD Jawa Timur mendapat apresiasi dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur. Even ini merupakan ajang untuk mengolah dan menampilkan bahan pangan tradisional menjadi modern dan naik kelas.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Sinarto mengatakan atas nama Pemprov Jawa Timur mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi ICA tersebut. Menurutnya, hal itu merupakan upaya untuk menggerakkan sektor pariwisata dari sisi kuliner. “Pemprov Jawa Timur memang tengah gencar mengeksplor potensi-potensi yang dimiliki daerah ini, mulai dari laut hingga gunung,” katanya.

Kegiatan ini digelar dalam tiga seri, dimana pada seri pertama yakni bahan dasar ikan pari atau biasa disebut Iwak Pe Asap dan Ubi Ungu yang berlangsung di Mercure Grand Mirama Hotel pada Sabtu (19/9/2020), seri kedua pada pekan berikutnya dengan memadukan ikan bandeng dengan ubi ungu di Hotel Luminor Surabaya, dan seri ketiga atau terakhir di Surabaya Suites Hotel, dengan memilih bahan dasar Jangkang dan Ubi Ungu.

Kegiatan seperti yang dilakukan para chef dan tiga hotel di Surabaya tersebut, menjadi salah satu roh kekuatan kuliner dari sisi kebudayaan. Karena selain tema yang diangkat adalah untuk menaikkan kelas makanan tradisiinal, bahan yang dipilih juga mengangkat kearifan lokal. “Bisnis pariwisata itu banyak kompetitor, namun akan bisa menang dan jadi perhatian jika memiliki kekhasan dan eksotika tersendiri,” ujar Sinarto.

Dalam hal ini, acara yang melibatkan masyarakat umum dan chef profesional tersebut bisa menjadi satu exercise dari sisi gizi dan performa. Dari sisi gizi, dengan bahan lokal dan diangkat ke hotel, secara otomatis akan memperhatikan sisi higienis dan gizi yang terkandung di dalamnya. “Untuk performa, siapa sangka bahwa ubi ungu atau jangkang bisa tampil modern di hotel seperti ini. Otomatis juga akan menaikkan kelas bahan pangan lokal kita,” lanjutnya.

Apalagi di tengah pandemi saat ini, lanjut dia, masyarakat kian pintar dalam memilih makanan. Mereka akan lebih memprioritaskan higienis sebuah makanan dan kesehatan. “Oleh karena itu, kami dari Pemprov Jawa Timur akan terus mendukung kegiatan semacam ini, dan saya berharap ini tak berhenti sampai di sini. Kami akan dukung kegiatan yang mengeksplor kuliner lokal untuk memajukan industri pariwisata dan ekonomi Jawa Timur,” tandas Sinarto.

Ketua ICA BPD Jatim Chef Fahriansyah mengaku surprise dengan dukungan Pemprov Jatim tersebut. Menurutnya, apa yang dilakuka ICA tersebut tak lepas dari komitmen untuk menggairahkan sektor pariwisata dalam hal ini industri perhotelan di tengah pandemi.

Hal itu juga sebagai bukti bahwa industri perhotelan masih tetap bergerak dan terus berkreasi. Hal itu juga sebagai bukti bahwa industri perhotelan masih tetap bergerak dan terus berkreasi. “Di sisi lain kami juga ingin melibatkan masyarakat dalam hal berinovasi mengangkat bahan pangan lokal ke modern dengan bekerja sama dengan hotel-hotel di Surabaya,” jelasnya.

General Manager Surabaya Suites Hotel, Firman S Permana menuturkan, pihaknya berkomitmen untuk menggerakkan perekonomian Jawa Timur dari sektor pariwisata. Kreativitas dengan mengangkat bahan pangan lokal menjadi menu modern dalam ajang ‘Rare East Java Cuisine Plating Challenge 2020’ tersebut salah satunya. “Namun kami tak berhenti di sini. Karena komitmen kami adalah untuk mengawal sisi pendidikan dan pendampingan kepada peserta,” tandasnya.

Dalam waktu dekat, pihaknya bersama komunitas kuliner di Jawa Timur juga akan menggelar even untuk mengangkat para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang bergerak di bidang kuliner, untuk diangkat dari sisi edukasi produk, keuangan, hingga jaringan pemasaran yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan informasi saat ini.

“Industri perhotelan bukan hanya bicara soal okupansi atau penjualan kamar, namun juga food and beverage. Nah jika sektor UKM kuliner bergerak, secara tidak langsung ekonomi akan bertumbuh dan imbasnya juga akan ke sektor pariwisata,” pungkas Firman. (q cox, Tama Dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *