SURABAYA (Suarapubiknews) – Semangat Nasionalisme dan cinta Tanah Air disuntikkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melalui pembagian 77 ribu Bendera Merah Putih yang dibagikan secara gratis.
77 ribu lembar Bendera Merah Putih tersebut mulai dibagikan Gubernur Khofifah kepada masyarakat yang telah mendaftar secara online mulai hari ini di Ruang Binaloka Kantor Gubernur Jatim Jalan Pahlawan Surabaya, Selasa, (2/8).
Dalam kesempatan tersebut Gubernur Khofifah menyampaikan, gerakan membagikan 77 bendera ini tidak sekedar untuk menyemarakkan HUT Kemerdekaan RI. Lebih dari itu, gerakan ini merupakan upaya untuk memupuk kecintaan terhadap Merah Putih dan NKRI.
“Kita memulai pada hari ini 2 Agustus 2022 di Gedung Binaloka Kantor Gubernur Jatim. Sesungguhnya, momentum ini ibarat nabuh gong semangat bersama untuk berkomitmen mengibarkan bendera merah putih, tidak hanya di bulan agustus melainkan ini bagian wujud cinta kita terhadap NKRI,” ujarnya.
Gerakan ini sesuai dengan Surat Edaran yang dikeluarkan Menteri Sekretaris Negara RI Nomor. B-620/M/S/TU.00.04/07/2022 Tanggal 12 Juli 2022 bahwa selama 1 bulan penuh (1-31 Agustus 2022) seluruh masyarakat Indonesia mengibarkan bendera merah putih mulai matahari terbit hingga matahari tenggelam.
Untuk meneruskan SE dari Menteri Sekretariat Negara, Gubernur Khofifah secara simbolis menyerahkan bendera merah putih kepada lima perwakilan masyarakat dari berbagai latar belakang.
Menurutnya, gerakan pembagian bendera di bulan kemerdekaan akan menjadi bagian penting untuk membangun sinergitas bagi seluruh masyarakat. Hal itu bisa dirasakan, bagaimana animo masyarakat mengambil bendera merah putih begitu antusias. “Saya rasa gerakan untuk mengibarkan bendera selama Agustus diharapkan mendorong penguatan nasionalisme kita,” tuturnya.
Ibarat iman, kadang bertambah dan kadang berkurang. Begitu juga dengan rasa cinta tanah air dan nasionalisme juga bisa berkurang dan bisa bertambah. Kecintaan terhadap Indonesia bisa bertambah bisa berkurang.
“Kecintaan kita terhadap merah putih juga bisa bertambah dan berkurang. Namun, berbagai dinamika dan disrupsi memungkinkan ada penguatan untuk tetap mencintai Indonesia dalam membangun patriotisme dan heroisme begitu juga sebaliknya,” lanjutnya.
Hal itu bisa dibangun dari apa yang dipunya dan apa yang dilakukan. “Sekecil apapun tapi itu bisa memberikan benih-benih kebaikan bagi kehidupan kemanusiaan di negeri ini, maka sinergi akan menjadikan bangsa kita menjadi kuat,’ sambungnya.
Oleh karena itu bulan agustus momentum yang sangat strategis bagi masyarakat bagaimana membangun sebuah bangsa menjadi tempat berteduh, hidup dan membangun persaudaraan dan kesatuan di negeri ini. “Jadi harapan kita semua dengan hadirnya beberapa elemen strategis saat ini, terus menerus dapat membangun penguatan demi penguatan, sinergi dan kolaborasi,” imbuhnya.
Gubernur Khofifah menambahkan, gerakan pembagian bendera merah putih merupakan itikad baik sebagai bentuk nasionalisme dan patriotisme bagi bangsa Indonesia. Ia mencontohkan peran dari masing-masing profesi.
TNI/POLRI melakukan penguatan pertahanan dan pengamanan, para petani menyiapkan logistik agar pangan aman, para guru mendidik anak, tokoh agama melakukan pembinaan kepada umat dan media menyampaikan pesan-pesan kehidupan kebaikan dan perdamaian.
Maka, sinergitas diantara seluruh masyarakat akan menjadi bagian penting bagaimana membuktikan cinta terhadap Indonesia dan cinta terhadap merah putih.“Bagaimana kita tidak sekadar mengibarkan bendera merah putih, melainkan semangat merah putih selalu ada di hati, pikiran dan di dalam kehidupan kita,” tegasnya.
Lebih lanjut, Gerakan berbagi bendera merah putih, sesungguhnya membagikan 77 ribu bendera merah putih sebagai ikon HUT Kemerdekaan RI ke-77. Akan tetapi, jumlahnya akan lebih besar dari angka yang tertera.
“Nanti akan kita sambungkan dengan berbagai elemen yang akan membantu mendistribusikan. Ada banyak ormas, organisasi profesi dan BUMD Jatim bersama-sama kita berharap membangun nasionalisme dan patriotisme dalam momentum yang strategis ini,” pungkasnya. (Q cox, tama dini)