KOTA MALANG (Suarapubliknews) – Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) yang diperingati setiap tanggal 29 Mei, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak segenap lapisan masyarakat untuk menyayangi para lanjut usia (lansia).
Ia mengajak masyarakat luas untuk menjaga kesejahteraan, kebahagiaan serta melindungi lansia. Saat ini khususnya menjaga dan melindungi lansia dari beberapa penyakit menular seperti Covid-19.
Hal ini sejalan dengan tema peringatan HLUN tahun 2022 ini yakni, ‘Lansia Sehat, Indonesia Kuat,” seperti dijelaskan usai menghadiri pelantikan PC Muslimat NU Kota Malang di Aula KH. Abdurrahman Wahid UNISMA Malang (29/5).
Salah satunya dengan menjaga dan melindungi para lansia terutama yang ada di lingkungan terdekat kita , agar kesehatannya terjaga dan tidak terpapar dari penyakit menular seperti Covid-19. Sebab mereka merupakan kelompok yang rentan terhadap penularan Covid-19. Begitu pula kesejahteraan lansia.
“Meskipun pandemi Covid-19 saat ini keadannya terus melandai, namun saya mengajak seluruh masyarakat untuk turut menjaga dan melindungi para lansia dari resiko terpapar virus. Bagi kaum muda untuk ikut menjaga jangan sampai kita menjadi carrier (pembawa virus) bagi mereka yang lansia. Poinnya saling menjaga dan melindungi,” katanya.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk menjaga dan melindungi para lansia dari terpapar virus Covid-19 adalah dengan vaksinasi. Berdasarkan data dari Dashboard SI Satu Data Covid-19 KCPEN (Kontrol Tower Vaksin) per (27/5), capaian target vaksinasi dosis lansia di Jatim untuk dosis 1 mencapai 77,51%, dosis 2 mencapai 64,15%, dan dosis 3 mencapai 14.78%.
Gubernur Khofifah mengungkapkan bahwa keluarga atau lingkungan terdekat menjadi tempat persemaian dan sumber kebahagiaan serta kesejahteraan bagi para lansia. Untuk itu, Pemprov Jatim memiliki prigram PKH Plus yang dikhususnya bagi lansia kurang mampu dan lansia yang rentan.
Gubernur Khofifah juga mengajak masyarakat untuk membangun dan menciptakan kebahagiaan di tengah-tengah keluarga, terutama bila di dalam keluarga tersebut ada lansia. Dengan adanya kebahagiaan tersebut, diharapkan menambah semangat dan kedamaian di hati para lansia.
“Tidak hanya yang ada di tengah keluarga, bagi para lansia yang berada di panti sosial pun demikian. Teman-teman dan petugas di panti adalah keluarga mereka. Bagaimana mereka saling menghormati dan menyayangi satu dengan yang lain. Karena pada dasarnya kedamaian dan rasa sayang inilah yang membuat hati menjadi lebih tenang,” ungkapnya.
Sementara itu, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Angka Harapan Hidup (AHH) di Provinsi Jatim terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan AHH Provinsi Jatim ini tercatat sejak tahun 2019 yakni 71,18 tahun, tahun 2020 yakni 71,30 tahun, dan pada tahun 2021 yakni 71,38 tahun.
AHH ini merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan.
“Semakin meningkatnya Angka Harapan Hidup di Jatim ini menandakan bahwa pelayanan kesehatan yang disediakan pemerintah untuk masyarakat terutama lansia telah terakses dengan baik. Harapan kami tentunya Angka Harapan Hidup di Jatim ini semakin meningkat setiap tahunnya,” lanjutnya.
Pemprov Jatim sendiri terus mendorong peningkatan kualitas layanan bagi lansia. Salah satunya melalui Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha (UPT PSTW) Dinas Sosial Jatim. UPT PSTW ini tersebar di 7 kabupaten/kota di Jatim. Yakni Jember, Pasuruan, Blitar, Jombang, Magetan, Banyuwangi dan Bondowoso.
“Tentunya UPT PSTW Dinsos Jatim yang ada di berbagai wilayah ini terus berupaya memberikan layanan bagi para lansia. Mulai dari pemeriksaan kesehatan, perawatan kebersihan diri dan lingkungan, pemberian santunan dan sembako, makanan tambahan, sampai dengan bimbingan sosial dan mental. Tidak hanya bagi lansia yang ada di UPT tersebut, tapi juga di wilayah sekitarnya,” tambahnya.
Ia berharap kepedulian masyarakat terhadap lansia meningkat, terutama terhadap lansia di dalam keluarga. “Apabila kepedulian meningkat, maka jumlah lansia terlantar bisa dikurangi. Karena lansia tersebut bisa kembali ke keluarga mereka masing-masing,” pungkasnya. (Q cox, tama dinie)