Jatim RayaPemerintahan

Gubernur Khofifah Launching Bus Trans Jatim Koridor I

25
×

Gubernur Khofifah Launching Bus Trans Jatim Koridor I

Sebarkan artikel ini

SIDOARJO (Suarapubliknews)- Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa melaunching Bus Trans Jatim Koridor I (Surabaya Raya), yakni Sidoarjo-Surabaya-Gresik, Jumat (19/8) di Terminal Porong Sidoarjo.

Menurut Gubernur Khofifah transportasi publik sangat dibutuhkan untuk wilayah Surabaya Raya, dikarenakan jumlah penduduk makin banyak, sementara perluasan jalan relatif kecil. “Hadirnya Trans Jatim diharapkan mengurangi kemacetan jalan, mengurangi angka kecelakaan kendaraan roda dua, dan mengurangi gas emisi buang, sehingga polusi berkurangi,” katanya.

Selain itu, Gubernur Khofifah berharap hadirnya Bus Trans Jatim mampu meningkatkan konektivitas di antara kekuatan ekonomi di ring satu (Surabaya, Sidoarjo.dan gresik) sehingga mampu membangun percepatan pertumbuhan yang lebih inklusif lagi.

“Pertumbuhan yang inklusif adalah pertumbuhan ekonomi yang tinggi, serapan tenaga kerja juga tinggi, serta penurunan kemiskinan juga signifikan.. Jadi sebetulnya multiplayer efek dari Trans Jatim ini luar biasa,” tuturnya.

Sementara, Kepala Dinas Perhubungan Jatim, Nyono menambahkan Pemprov Jatim melalui Dishub, lanjut Nyono, menyediakan Bus Trans Jatim ini, diharapkan mendapatkan kepercayaan dari penumpang. “Kami ingin ada layanan angkutan umum berbasis jalan yang baik, sehingga penumpang kembali menggunakan angkutan umum dan menanggalkan motornya,” katanya.

Saat ini total ada sebanyak 22 armada Bus, dimana 20 diantaranya dioperasionalkan, sedangkan 2 bus menjadi cadangan. Dishub Jatim menyediakan 32 halte, masing-masing dari Sidoarjo-Surabaya-Gresik sebanyak 15 halte, sedangkan dari Gresik-Surabaya-Sidoarjo, sebanyak 17 halte. “Dimulai Terminal Porong, Terminal Pasar Larangan, kemudian masuk Tol Sidoarjo, Terminal Purabaya, masuk tol Romokalisari, lalu masuk Gresik di Terminal Bunder,” terang Nyono.

Masyarakat dapat menikmati layanan Bus Trans Jatim ini secara gratis selama seminggu sejak diluncurkan. Selebihnya, hanya membayar Rp 2.500 untuk pelajar dan santri, sedangkan maayarakat umum dikenakan Rp 5 ribu. (Q cox, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *