SIDOARJO (Suarapubliknews) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyebut kekuatan tanggung jawab dan moral merupakan benteng utama mencegah tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Semakin tanggung jawab didukung kekuatan moral, maka semakin kuat pula benteng tersebut menahan godaan untuk menghindari perilaku menyimpang. Hal tersebut disampaikan Khofifah dalam puncak peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) Tahun 2021 di Pondok Pesantren Bumi Sholawat, Sidoarjo.
“Kami menyampaikan rasa terima kasih karena Hakordia tahun ini diselenggarakan di Pondok Pesantren (Ponpes) yang terbukti mampu mendidik para santri memiliki integritas, akhlak dan moral untuk membangun nilai nilai kejujuran baik dalam bertindak maupun bersikap. Selain itu pesantren Bumi Sholawat memiliki kekuatan jaringan nasional dan internasional,” katanya.
Pendidikan maupun ajaran di Ponpes telah memberikan resonansi yang sangat kuat dan luar biasa dalam membangun seluruh sikap, tindakan dan perilaku yang dikemas dalam pengajian pengajian produktif.
“Kami bersyukur di Ponpes Bumi Sholawat setiap Senin rutin menyelenggarakan pengajian yang dihadiri oleh para pejabat di semua tingkatan baik eksekutif, legislatif dan intelektual serta masyarakat umum dengan memberi pencerahan luar biasa. Semoga pengajian tersebut bisa membentuk akhlak dan moral para pejabat dan birokrat kita terhindar dari tindak korupsi,” tegas Gubernur Khofifah.
Menurutnya, ponpes telah memberikan penguatan dan contoh strategis dalam membentuk mental dan perilaku santri yang hebat. Maka, jajaran dari para birokrat untuk bersama sama melaksanakan tugas dengan baik dan tidak terlibat tindak pidana korupsi.
Gubernur Khofifah menyebut, bahwa Korupsi banyak terjadi akibat kesempatan hingga adanya penyimpangan akhlak maupun moral. Meskipun, rambu rambu aturan penegakan hukum secara berlapis telah dibuat.
“Kalau kita teguh terhadap amanat dan mandat yang diberikan kepada kita dengan penuh akuntabilitas dan tanggung jawab, insyaallah kita bisa menjalankan amanat itu dengan baik. Hal itu berarti pula kita tidak melakukan hal yang dilarang oleh regulasi serta tuntunan agama kita. Ditambah lagi telah banyak pengawasan yang dilakukan di internal dan eksternal,” paparnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah juga menyerahkan penghargaan kepada dua pelajar asal SMKN 4 Surabaya yang berhasil mendapatkan Juara 1 dan 3 dalam kompetisi Festival Cegah Korupsi berupa video animasi yang digelar oleh Irjen Kemendikbudristek RI. Kedua pelajar tersebut adalah Anissa Rafa Fajar dan Alyalla Rindu Cantika.
Ketua KPK RI Komjen Pol (Purn) Firly Bahuri dalam sambutannya secara virtual menyampaikan pencegahan tindak korupsi sudah sepatutnya pemerintah daerah mengambil peran untuk bersatu padu memberantas korupsi disemua lini.
Perilaku korupsi masih sering dijumpai meskipun peraturan perundang undang dan aturan lain sudah ada dan di sahkan namun budaya korupsi masih kerap terjadi. Untuk itu, kebersamaan memberantas korupsi harus dilakukan oleh setiap masyarakat.
Menurutnya, keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas sangat dibutuhkan untuk mencegah terjadinya korupsi oleh para koruptor. “Saya memberikan apresiasi kepada Gubernur Jatim yang telah menyelenggarakan kegiatan ini dan bersama sama berkomitmen untuk memberantas korupsi. Kami berharap, semangat dan komitmen untuk menjaga bangsa dan negara dari praktek praktek Korupsi,” ungkapnya.
Bupati Sidoarjo H. Ahmad Muhdlor Ali menyampaikan rasa bangga atas dipilihnya Ponpes sebagai representatif penanganan anti korupsi. “Alhamdulillah Ibu Gubernur percaya bahwa Ponpes adalah tempat yang paling cocok untuk menerapkan pendidikan anti korupsi. Sebuah keharusan memang anti korupsi dilakukan tidak hanya di muaranya saja,” paparnya
Ponpes selaku promotor awal pendidikan sudah seyogyanya menjadi ujung tombak pemberantasan dan pencegahan korupsi kedepan. “Momentum ini harus dimanfaatkan dengan refleksi dan mempersiapkan diri, saya yakin kalau ini bisa tercipta dengan baik maka korupsi akan tertangani,” sebut Gus Muhdlor
Selaku Pimpinan Ponpes Bumi Sholawat KH Agoes Ali Mashuri menyampaikan bahwa korupsi ini harus dilakukan pencegahan. Karena korupsi adalah bentuk dari penyimpangan moral. “Karena kedua hal tersebut tidak bisa dihitung. Maka pencegahan harus dilakukan dengan kesadaran diri,” katanya.
Ia kemudian juga memberikan sebuah pepatah bagaimana ketika sesorang tidak sibuk dengan kebenaran, maka dirinya disibukan dengan hal yang buruk. “Tolong ini diingat, Jika anda tidak menyibukkan diri pada kebenaran, pasti anda disibukan kebathilan,” tutur Gus Ali.
Dirinya mengatakan, pondok merupakan tempat representatif untuk memberantas korupsi. Karena di pondoklah, setiap santri diajarkan ilmu kedisiplinan, kejujuran yang telah diajarkan oleh para guru dan ulama di pondok.
Oleh karenanya, puncak peringatan Hari Anti Korupsi sangat tepat dilaksanakan di Ponpes dimana memberantas korupsi tidak cukup diberantas di ujung atau muaranya saja namun dari mencegah dari banyak aspek dan banyak sisi lain.
“Kami berterima kasih Sidoarjo utamanya Ponpes Bumi Sholawat Ponpes menjadi tuan rumah peringatan Hari Anti Korupsi dan menjadi garda terdepan pemberantasan korupsi. Kita harus menyiapkan generasi selanjutnya untuk menghindarkan diri dari bahaya Korupsi,” tutupnya
Pelaksanaan Hakordia Tahun 2021 Jawa Timur dihadiri oleh Wakapolda Jatim, Kasko Armada, Bupati Sidoarjo beserta seluruh Forpimda Kab. Sidoarjo. (q cox, tama dinie)