Pemerintahan

Ini Alasan Pemkot Surabaya Pasang WID dan TV Wall di Perkampungan Nelayan

55
×

Ini Alasan Pemkot Surabaya Pasang WID dan TV Wall di Perkampungan Nelayan

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Menghadapi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan, Pemkot Surabaya terus berupaya dalam melindungi warganya. Salah satunya yakni, dengan memasang Weather Information Display (WID) di kawasan pesisir pantai dan TV Wall di perkampungan nelayan.

Melalui layar display tersebut, masyarakat bisa mengetahui informasi seputar cuaca secara realtime. Seperti suhu, kelembapan udara, cuaca, kecepatan dan arah angin, tinggi gelombang hingga jarak pandang.

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengatakan, dengan adanya WID dan TV Wall tersebut, diharapkan masyarakat dapat mengetahui informasi kondisi cuaca terkini. Sehingga dapat mengantisipasi lebih dini.

“Maka kalau terjadi sesuatu mereka bisa menyelamatkan lebih awal, sehingga tidak sampai terjadi korban,” kata dia, Rabu (08/1/2020).

Setidaknya ada 6 WID dan 20 TV Wall yang dipasang oleh Pemkot Surabaya. Selain itu, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini mengaku, pihaknya juga menyiapkan 7 posko yang tersebar di beberapa titik. Di dalam posko tersebut, juga dilengkapi dokter, perawat, petugas Linmas, PMK dan ambulans.

Menurut dia, semua itu disiapkan agar menjadi rujukan pertama jika sewaktu-waktu terjadi sesuatu akibat turunnya hujan disertai angin kencang.

“Kemudian ada beberapa titik yang kita anggap rawan juga kita siapkan peralatan-peralatan,” ujar dia.

Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Perak Surabaya, Taufiq Hermawan mengungkapkan, saat ini Jawa Timur, khususnya Surabaya memasuki puncak musim penghujan. Biasanya puncak musim penghujan terjadi di bulan Januari hingga Februari.

“Secara umum Jatim, khususnya Surabaya sudah memasuki musim penghujan, bahkan puncak musim penghujan,” kata Taufiq.

Menurutnya, bila curah hujan itu mencapai 10 milimeter per jam, masih tergolong ringan. Namun, jika curah hujan itu mencapai 50 – 100 milimeter per jam dalam sehari, maka tergolong hujan lebat atau ekstrem. (q cox, And)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *