PemerintahanPeristiwa

Ini Kesaksian Warga Tambak Lumpang soal Kondisi Sungai yang Disebut Tak Pernah Dibersihkan

41
×

Ini Kesaksian Warga Tambak Lumpang soal Kondisi Sungai yang Disebut Tak Pernah Dibersihkan

Sebarkan artikel ini

SURABAYA, (Suarapubliknews) – Sungai yang membentang di Tambak Pring Barat (Asemrowo) hingga Tambak Lumpang, Sukomanunggal Baru PJKA Utara, Surabaya disebut banyak sampah. Selain penuh sampah, Pemkot Surabaya juga disebut-sebut tak pernah memperhatikan.

Ketua RW IV Tambak Lumpang, Kelurahan Sukomanunggal Surabaya, Toyib membantah jika kondisi sungai di wilayahnya penuh dengan sampah. Padahal, ia mengaku sering menggelar kerja bakti bersama warga, bahkan pemkot juga rutin terjun ke bawah.

“Istilahnya kemarin viral (pemberitaan, red) seperti itu, tapi kalau nyandak (mengkaitkan) masalah tahun, kok sekian tahun tidak dijamak (dibersihkan, red) ya agak miris juga. Karena setiap bulan dari pemkot itu turun ke bawah, bahkan sama saya,” kata Toyib saat ditemui, Rabu (25/11/2020).

Ia pun terkejut adanya pemberitaan di media yang menyebut sungai di wilayahnya tak pernah dibersihkan. Bahkan, dalam berita itu pemkot juga disebut tak pernah memperhatikan. “Saya sendiri terkejut, kok sampai 5 tahun, bahkan ada yang mengatakan 15 tahun. Dikira (pemkot, red) tidak bekerja, padahal bekerja,” tegas dia.

Meski begitu, Toyib mengaku, kepedulian masyarakat sekitar terhadap lingkungan juga menjadi penting. Sebab, meski pemkot rutin membersihkan namun apabila masyarakatnya sendiri kurang peduli, maka hal ini akan menjadi sia-sia.

“Memang itu dulu kanan-kiri masih banyak tambak-tambak. Sekarang tambah penduduk, jadi padat. Seakan-akan dia (warga, red) itu ingat kebiasaan (buang sampah sembarangan, red). Jadi sulit istilahnya membiasakan buang sampah di tempatnya,” ungkap dia.

Menurutnya, dahulu sungai di wilayahnya itu cukup lebar. Seiring berjalannya waktu, sungai pun menjadi menyempit karena banyaknya warga pendatang yang membangun rumah di sekitaran bantaran.

“Memang dulunya itu agak lebar sungainya, sekarang dihuni masyarakat kanan-kiri (sungai) jadi berebut, jadi menyusut sungainya,” ucap dia.

Bahkan, kata Toyib, Pemkot Surabaya telah membangun plengsengan di sungai agar bangunan rumah warga tidak terus maju ke bantaran. Sebab, jika itu tidak dilakukan, dimungkinan ke depan sungai akan semakin menyempit karena bangunan rumah-rumah warga.

“Sudah dibenahi dari pemkot, sudah diplengseng (lebar) 5 meter. Kurang lebih ada 1 kilometer (plengsengan, red) sisanya tinggal 800 meteran,” ujarnya. (q cox, and)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *