SURABAYA (Suarapubliknews) – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjadi pembicara dalam acara Ministry of Finance Festival (MOFEST) 2019 yang digelar oleh Kementerian Keuangan RI di Dyandra Convention, Surabaya, Sabtu (14/9/2019).
Saat itu, Wali Kota Risma menjadi pembicara bersama Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan, Nufransa Wira Sakti. Kedua pembicara ini memberikan pandangan tentang pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) terutama generasi muda.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma mengatakan bahwa pada tahun 2020, Indonesia akan memasuki era perdagangan bebas. Era dimana semua produk dari seluruh dunia bisa masuk ke Indonesia dan begitu pula sebaliknya.
Artinya, kaum milenial ini akan bersaing dengan pemuda-pemuda di seluruh dunia, bukan lagi bersaing dengan sesama daerah di Indonesia. “Makanya kita harus persiapkan diri kita untuk menjadi tuan dan nyonya di negeri kita sendiri, tidak hanya jadi penonton di negeri sendiri,” kata Wali Kota Risma.
Menurutnya, untuk menyiapkan generasi muda yang berkualitas, Pemkot Surabaya sudah menyiapkan berbagai program, di antaranya pejuang muda yang menjadi wadah bagi para generasi muda untuk belajar dan berlatih mengembangkan wirausaha. Para peserta pejuang muda ini dilatih setiap minggunya di Kaza Mall.
“Mereka mendapatkan pendampingan wirausaha mulai awal merintis hingga memasarkannya. Mereka juga dilatih oleh Facebook untuk memasarkan usahanya lewat online,” kata dia.
Presiden UCLG ASPAC ini juga menjelaskan Pemkot Surabaya sudah menyediakan Koridor di Gedung Siola yang dilengkapi berbagai fasilitasnya. Di tempat itu, para pelaku usaha rintisan atau startup berkumpul.
Bahkan, Koridor itu menjadi kantor bagi mereka untuk mengembangkan usahanya. “Silahkan datang ke situ dan manfaatkan itu. Gratis,” tegasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa Pemkot Surabaya juga menyediakan berbagai macam beasiswa yang bisa dinikmati oleh warga yang kurang mampu. Para penerima beasiswa itu tidak hanya diberikan bantuan biaya kuliahnya, namun mereka juga diupayakan untuk bisa bekerja selepas lulus kuliah.
“Kita kerjasama dengan Ubaya, jadi setelah mereka lulus kuliah bisa langsung kuliah, ada pula kita beasiswa pilot dan pramugari yang bekerjasama dengan citilink, mereka langsung bisa kerja setelah lulus,” ujarnya.
Oleh karena itu, dia memastikan tidak ada alasan lagi untuk tidak berhasil selama kita mau berusaha. Terutama di bidang wirausaha yang pasarnya sangat luas. Bagi dia, selama memiliki produk yang bagus dan tidak ada delay, tidak usaha khawatir produknya tidak laku.
“Jadi, tidak usah takut untuk membuka usaha, jika jatuh bangkit lagi, jatuh lagi bangkit lagi, sampai suatu ketika jatuh itu tidak berani kalian jatuhi,” kata dia.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma juga membagikan trik supaya berhasil menghadapi era 4.0. Menurutnya, era itu merupakan era kolaborasi atau kerjasama. Karena, dia meminta kepada generasi muda yang hadir itu untuk tidak pernah menutup diri, tapi harus membuka diri dari kondisi apapun.
“Kuncinya harus membuka diri kita, jangan mentang-mentang anak Biologi lantas tidak mau bergaul dengan anak fisika, itu kurang tepat. Setiap orang pasti memiliki kekurangan dan kelebihan, maka tutupilah kekurangan itu dengan belajar dan kerjasama dengan orang lain,” imbuhnya.
Wali Kota Risma juga mengapresiasi acara yang digelar Kementerian Keuangan ini. Menurutnya, semua pihak memang harus mengingatkan anak muda supaya siap bersaing di masa yang akan datang. Harapannya, para milenial itu bisa mencuri start untuk menyiapkan dirinya menghadapi masa depan.
“Karena pertempuran ke depannya akan sangat luar biasa, persaingannya bukan hanya dengan anak Surabaya, tapi seluruh dunia, sehingga mereka butuh kerja keras dan sebagainya untuk menghadapi itu,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan, Nufransa Wira Sakti mengatakan MOFEST ini merupakan kegiatan edukasi dalam bentuk festival yang pertama kalinya diselenggarakan oleh Kemenkeu.
Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan topik keuangan negara kepada generasi muda (millenials). Dengan demikian, pemerintah berharap kepedulian dan partisipasi milenial dalam memperkuat perekonomian Indonesia akan semakin besar.
“Kita selenggarakan untuk mempertemukan kaum generasi muda atau kaum milenial dengan kementerian keuangan, dalam rangka mensosialisasikan atau membumikan APBN,” kata Nufransa seusai acara.
Kebetulan, lanjut dia, Kementerian Keuangan itu mempunyai program Indonesia emas di tahun 2045 dengan anak muda ini yang akan menjadi modal dasar pembangunan di masa yang akan datang. Karenanya, anak muda itu perlu disasar supaya mereka mengerti dan menguasai tentang APBN secara keseluruhan.
“Terutama tentang bagaimana fungsinya dan menjalankannya, sehingga diharapkan mereka bisa paham tentang APBN yang diselenggarakan pemerintah pusat,” ujarnya.
Menurut Nufransa, dalam mendukung program itu, pihaknnya sudah menganggarkan 20 persen di APBN untuk sektor pendidikan. Di dalamnya, ada anggaran untuk dana abadi universitas, dana penelitian dan dana abadi untuk kebudayaan. Hal ini diharapkan dapat mengembangkan intelektual para generasi muda di negeri ini.
“Kami juga sudah lama punya program LPDP untuk melanjutkan kuliah ke S2 dan S3,” kata dia.
Ia juga menambahkan bahwa Kota Surabaya dipilih untuk menjadi lokasi acara MOFEST karena selain factor leadhership dari Wali Kota Rima, ia juga melihat generasi mudanya sangat potensial untuk dicontoh. Tentunya, ini ada peran dari pemerintah daerahnya untuk mengembangkan kapasitas anak mudanya sehingga layak dicontoh di daerah lainnya di Indonesia ini.
“Salah satu program kita untuk Indonesia emas adalah mereformasi birokrasi. Nah, Bu Risma ini salah satu contoh birokrasi yang sangat cair dan sangat cerdas dengan inovasi-inovasinya, sehingga dia berhasil membawa Surabaya menjadi lebih bersih dan nyaman bagi para warganya, sehingga ini bisa dijadikan contoh bagi dearh lainnya,” pungkasnya. (q cox)