Untuk terus menggalakkan kegiatan peduli lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, kembali menggelar Gugur Gunung. Kegiatan yang sudah memasuki tahap ke 6 itu, rencananya akan dihelat Sabtu (7/12).
SURABAYA (SPNews) – Sama halnya dengan Gugur Gunung yang pernah digelar ITS Surabaya sebelumnya, Gugur Gunung ke-6 ini juga akan menitik beratkan pada penanaman bibit-bibit pohon untuk penghijauan di lingkungan kampus ITS Surabaya.
Ketua Pelaksana Gugur Gunung ke-6, Detak Yan Pratama ST MSc, mengatakan, Gugur Gunung di tahun 2013 ini akan diikuti seluruh Mahasiswa Baru (Maba) sebanyak 4800 orang. Dalam acara itu, disediakan 1100 bibit pohon yang merupakan sumbangan dari berbagai pihak diantaranya PT. Pertamina, Semen Indonesia, Bank Mandiri, Bank BNI dan IKA ITS.
“Program ini diusung guna menjadikan ITS sebagai kampus bebas plastik dengan penggunaan tumbler. Tumbler sendiri merupakan wadah minuman pengganti plastik yang lebih aman dan tahan lama. Mengapa kami sengaja melibatkan maba dalam gugur gunung tahun ini? Karena kami ingin mengajak mahasiswa untuk bergabung dalam program yang bertujuan mengurangi pemakaian plastik sebagai wadah minuman, “ ujar Detak.
Dosen ITS Jurusan Teknik Fisika ini menambahkan, nantinya, alat ini akan digunakan mahasiswa ITS untuk meminum air mineral dari dispenser-dispenser yang tersedia di sekitar kantin ITS. Selain menginisiasi Gerakan 10.000 Tumbler, Gugur Gunung 6.0 ini juga diadakan lomba creative urban farming yang diikuti oleh semua Himpunan Mahasiswa Jurusan di ITS.
“Urban farming adalah suatu kegiatan pertanian di dalam perkotaan yang melibatkan keterampilan, keahlian dan inovasi dalam budidaya dan pengolahan makanan. Selama ini, ITS di bawah koordinasi Badan Koordinasi Pengendalian dan Komunikasi Program (BKPKP), telah melaksanakan program ITS Urban Farming di dalam lingkungan kampus ITS, “ ungkap Detak.
Masih menurut Detak, keberhasilan ITS dalam Urban Farming adalah penanaman sayur di area kampus seluas 300 meter persegi. Jenis sayuran yang ditanam itu adalah organic. Artinya, proses penanamannya tidak melibatkan unsure bahan kimia.
Hasil panen sayur-sayuran, sambung Detak, yang berhasil ditanam melalui urban farming itu diberi nama Sayor, singkatan dari sayuran organik. Sayor ini sendiri telah dinikmati para civitas akademika ITS Surabaya(q cox, Elang)