SURABAYA (Suarapubliknews) – Mahasiswa Architecture UK Petra-Indonesia berkolaborasi dengan mahasiswa Silpakorn University, Thailand menggelar pameran projek revitalisasi kawasan Pecinan di Kota Bangkok dan Surabaya.
Sebanyak 14 maket dan gambar projek revitalisasi ini dipamerkan pada pameran yang bertajuk Projecting Cities: Bangkok and Surabaya, yang digelar di Gedung Q, Kampus UK Petra. Proyek ini masuk dalam mata kuliah Studio Merancang 7 untuk mahasiswa semester 7
Penanggung Jawab Acara sekaligus Dosen UK Petra, Rully Damayanti, Ph.D menagtakan para mahasiswa dua negara ini mulai mengerjakan proyek bersama selama satu semester gasal 2022/2023. “Fokusnya mengangkat mengenai revitalisasi kawasan Pecinan di Talad Noi, Bangkok dan Kembang Jepun, Surabaya,” katanya.
Rully menambahkan kelas diadakan secara online maupun onsite, yang dibagi menjadi empat kelompok dimana mahasiswanya dicampur menjadi satu. Mereka diminta merencanakan dan mendesain dua kawasan tua yang berada di Surabaya dan Bangkok itu dengan perkiraan luas kurang lebih 30 hektare.
“Dua kawasan itu dipilih karena merupakan kawasan budaya yang bersejarah bagi penduduk keturunan China. Dimana lokasi disana ramai kembali setelah ditetapkan menjadi area perdagangan dan fasilitas kreatif bagi wisatawan,” ungkapnya.
Perwakilan dosen asal Silpakorn University, Bangkok, Thailand, Apiradee Kasemsook menagtakan kegiatan ini merupakan kelas studio desain bagi mahasiswanya pada tahun ke-5. Kolaborasi ini menjadi pengalaman pertama dan menyenangkan.
“Ini menjadi tantangan yang sangat menarik bagi kami. Tak hanya belajar budaya masing-masing untuk membuat proyek Arsitektur saja akan tetapi juga belajar budaya kerja studio masing-masing negara. Kolaborasi ini merupakan inspirasi besar dan kami siap melanjutkan kerja sama lebih lanjut,” katanya.
Desain para mahasiswa cukup beragam, mereka tetap mempertahankan karakter asli kawasan Pecinan serta menambahkan potensi aktifitas industri kreatif. Misalnya dengan manambahkan fasilitas kegiatan seni seperti galery, cafe tematik, hotel butik, taman budaya, dan lain-lain. Menggunakan metode infill design yaitu pengembangan yang tidak menghancurkan.
Para mahasiswa tetap menjaga bangunan cagar budaya dan tak lupa mengkombinasikan dengan bangunan dengan aktifitas yang lebih modern. Tujuannya agar kawasan tersebut lebih hidup dan tidak menjadi kawasan mati saat malam hari. Strateginya mengangkat karakter budaya Pecinan seperti bentuk atap, masa bangunan dan langgam arsitektur. Dilengkapi fasilitas seperti museum, co-working space, dan pasar modern.
Seperti halnya yang didesain Angelina Cathleen Hendrata, mahasiswa UK Petra ini. Dia mendesain kawasan Kembang Jepun, Surabaya untuk 20 tahun ke depan. Dalam desainnya, Cathleen menambahkan hotel, where house yang bisa digunakan untuk office berbeda.
“Unsur heritage-nya kita enggak runtuhkan. Tapi kita berusaha masukkan yang lain. Misalnya di dekatnya kawasan heritage itu kita tambahkan hotel sampai where house. Unsur lokalnya juga tetap kita masukkan dengan memberikan wadah bagi para UMKM untuk menarik pengunjung,” ungkap Angelina. (Q cox, tama dini)