BisnisJatim Raya

ITS Rintis Kawasan Binaan Lewat Produksi Filet dan Gelatin Halal

6
×

ITS Rintis Kawasan Binaan Lewat Produksi Filet dan Gelatin Halal

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) –Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merintis kawasan binaan di Kabupaten Pacitan melalui kegiatan yang mendorong produksi filet dan gelatin halal dari ikan. Agenda garapan ITS dalam program Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) ini berlangsung selama tiga bulan mulai Juli 2020.

Ketua tim Abmas ITS Drs Lukman Atmaja MSi PhD mengatakan produksi filet dan gelatin halal secara spesifik dilangsungkan untuk Pelabuhan Tamperan yang berstatus sebagai Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) kelas II.

“Terdapat tiga komunitas nelayan tradisional yang menggunakan teknologi penangkapan sederhana, di mana umumnya peralatan penangkapan ikan dioperasikan secara manual dengan tenaga manusia dan kemampuan jelajah operasional terbatas pada perairan pantai,” katanya.

Tidak hanya dari ITS, program komprehensif yang digagas tersebut merupakan integrasi antara ITS dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan, Universitas Darussalam (Unida) Gontor, dan komunitas nelayan tradisional setempat. Kegiatan Abmas tersebut telah diikuti oleh 21 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) setempat yang aktif.

Dipilihnya Kabupaten Pacitan sebagai kawasan binaan juga bukan tanpa alasan. Dosen Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Analitika Data ITS ini menyebut bahwa pihaknya mendukung produksi filet dan gelatin di Kabupaten Pacitan karena kondisi geografis yang berbatasan langsung dengan laut memungkinkan adanya produksi dan pemasaran ikan beserta produk olahannya. “Geografis Pacitan Selatan memungkinkan pasokan ikan dari nelayan yang berkelanjutan sepanjang tahun, walaupun fluktuatif,” ujar Lukman.

Di samping itu, faktor yang mendasari penetapan Kabupaten Pacitan sebagai kawasan binaan disebabkan adanya kesulitan masyarakat dalam melakukan pemasaran ikan dan hasil olahannya. Lebih lanjut, kendala itu terjadi karena letak Kabupaten Pacitan jauh dari kota-kota besar seperti Surakarta, Yogyakkkarta, dan Surabaya. Dengan demikian, program Abmas ditujukan untuk membantu menaikkan efektivitas pemanfaatan pengolahan ikan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.

Pengembangan kawasan rintisan oleh tim Abmas ITS yang juga beranggotakan Didik Prasetyoko dan Mardi Santoso dari Departemen Kimia ini disambut baik yang terlihat dari tingginya animo masyarakat setempat. Dosen kelahiran Jombang itu menerangkan bahwa respon masyarakat berada pada kategori luar biasa. Semua kegiatan dilakukan secara luring, yakni datang langsung ke Pacitan. “Termasuk kunjungan ke 21 lokasi produksi dari 21 UMKM yang ikut dalam pengabdian ini, yang tersebar di Pacitan kota, Pacitan pedesaan dan Pacitan Barat,” ungkap pakar termodinamika tersebut.

Di akhir progam pengabdian mayarakat ini, semua UMKM telah bersepakat untuk menjadi bagian dari Kawasan Binaan ITS selama tiga tahun ke depan, yakni dari tahun 2021 hingga 2023. Lantas, guna memastikan keberlanjutan kemanfaatan yang telah diterima, UMKM baru untuk gelatin halal juga telah dirintis. “Harapan tim pengabdi adalah supaya suatu saat nanti Pacitan Selatan akan menjadi pusat produksi gelatin ikan,” tutupnya. (q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *