SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Pelantikan unsur KSB (ketua, sekretaris dan bendahara) DPD Partai Demokrat Jatim telah dilaksanakan. Dengan kepengurusan yang baru, kini DPD Partai Demokrat Jatim harus segera menyusun program kerja jangka pendek, yang salah satunya adalah penyelenggaraan Muscab di 38 Kabupaten/Kota, karena harus mengejar agenda verifikasi KPU yang sedianya bakal dilaksanakan sekitar bulan Juni 2017.
Oleh karenanya, DPD Partai Demokrat Jatim harus menyelesaikan agenda Muscab di seluruh DPC se Jatim paling lambat akhir bulan Februari 2017, termasuk DPC Kota Surabaya yang sempat dirundung polemik internal terkait beberapa nama bakal calon ketua, seperti Ratih Retnowati, Siswandi dan M. Mahmud.
Belakangan nama-nama yang muncul untuk menjadi kandidat mulai berubah, karena menurut sumber media ini DPP Demokrat lebih menghendaki jabatan ketua DPC Surabaya diduduki oleh kader partai yang saat ini menduduki posisi sebagai anggota legeslatif.
Maka, nama-nama yang paling memungkinkan adalah Ratih Retnowati dan M Mahmud. Namun seiring dengan perkembangan ditingkat PAC, nama H Junaedi juga mulai disebut-sebut sebagai salah satu kandidat.
Dikonfirmasi, H Junaedi yang saat ini mendudui posisi Ketua Fraksi dan wakil ketua Komisi D DPRD Surabaya mengatakan jika seluruh anggota dewan mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi calon ketua DPC Surabaya.
“Kalau dikatakan DPP lebih menghendaki anggota dewan di posisi ketua DPC itu memang benar, sehingga enam anggota DPRD Surabaya saat ini mempunyai kesempatan yang sama untuk maju sebagai calon ketua DPC di Muscab,” ucapnya, Senin (9/1/2017)
Putra H Sali (pendiri partai Demokrat di Surabaya-red) ini ternyata juga tidak menolak ketika dirinya disebut-sebut sebagai salah satu kandidat ketua DPC dalam agenda Muscab Partai Demokrat Surabaya tahun 2019.
“Sebagai kader partai, saya tidak boleh menolak jika hal itu sudah menjadi kesepatakan bersama, terutama ditingkat bawah yakni PAC, namun demikian juga masih banyak kawan lainnya yang menurut saya lebih mampu,” tandasnya.
Ditanya soal kesiapannya, Junaedi secara tegas mengatakan jika dirinya sangat siap, terutama terkait soal persyaratan untuk menjadi ketua DPC di Surabaya yang harus mampu mengadakan gedung kantor partai (DPC).
“Sebenarnya itu bukan persoalan yang besar, karena dengan jumlah anggota dewan yang cukup banyak, pengadaan kantor DPC itu bisa ditanggulangi dengan sistem pembiayaan tanggung renteng, namun jika hal itu tidak bisa, secara pribadi saya sangat siap untuk mengadakan kantor itu,” tegasnya.
Untuk diketahui, sejak awal Junaedi memang tidak pernah berkeinginan untuk menduduki posisi ketua DPC meskipun dirinya adalah putra pendiri partai Demokrat di Surabaya. oleh karenanya hingga saat ini hanya terima di posisi sebagai sekretaris DC Surabaya, bahkan sampai dua periode kepengurusna yakni tahun 2009-2014, hingga saat ini 2014-2019.
Lantas, apa yang menjadi sebab, tiba-tiba Junaedi menyatakan bersedia maju sebagai salah satu kandidat ketua di Muscab Demokrat Surabaya 2019? Belakangan diperoleh info jika Junaedi mulai terus mendapat dorongan sekaligus suport dari sejumlah PAC untuk menjadi ketua, dengan harapan bisa mengembalikan kejayaan partai Demokrat di Surabaya yang dakuinya mulai menurun. (q cox)