JAKARTA (Suarapubliknews) ~ Ramadan merupakan momen yang begitu dinantikan oleh seluruh umat muslim di dunia, terlebih di Indonesia. Di momen ini, beragam peluang akan hadir untuk membantu komunitas dan pelaku usaha terhubung dengan hal-hal yang bermakna bagi mereka, serta mendapatkan inspirasi dari platform digital seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp.
Country Director, Meta, Indonesia Pieter Lydian mengatakan Meta, melalui studi yang dilakukan oleh YouGov, memberikan panduan bagi pelaku usaha guna menyusun langkah yang tepat dalam memaksimalkan potensi pengembangan usaha melalui platform Meta.
“Kami di Meta percaya, hubungan yang hangat dan saling menginspirasi itu akan membuka berbagai peluang, khususnya bagi pelaku usaha, untuk menemukan cara-cara baru mengembangkan usaha mereka selama bulan Ramadan ini. Kekuatan dari teknologi-teknologi Meta adalah menciptakan hubungan dan interaksi yang bermakna, yang pada akhirnya dapat membawa dampak bagi komunitas dan orang-orang yang kita cintai,” katanya.
Panduan Ramadan 2023 dari Meta berfokus pada 4 hal yang seluruhnya bermuara pada konten yang menghubungkan orang-orang pada kehangatan Ramadan dan saling berbagi dan menemukan inspirasi di atas teknologi-teknologi Meta.
Menurut survei, 94% konsumen di Indonesia pada bulan Ramadan senang melihat konten kebersamaan dan kehangatan di Facebook atau Instagram. Selain itu, terdapat 13,4 juta interaksi yang menonjolkan kebersamaan dan silaturahmi di Instagram per bulan Mei 2022. Selain itu, 82% dari mereka yang disurvei ikut berpartisipasi dalam kegiatan amal selama bulan Ramadan dan Idul Fitri, di mana 7,8 juta interaksi yang menunjukkan kebaikan di Facebook per Mei 2022.
Di Indonesia, 4 dari 5 orang percaya bahwa merencanakan keuangan di bulan Ramadan dan Idul Fitri menjadi lebih penting, di mana 55% orang merencanakan belanja setidaknya 10 hari sebelum Ramadan dimulai. Selain itu, 71% konsumen mengeksplorasi kategori produk yang berbeda pada saat Ramadan dibandingkan sebelum Ramadan, yang mana Makanan dan Pakaian tetap menjadi kategori belanja paling populer. Studi ini juga melihat adanya tren pembelian paket berlibur yang meningkat dari tahun lalu.
Berbicara mengenai konsumsi media, Indonesia menjadi negara dengan tingkat konsumsi video yang tinggi. SYNC Study dan Bain dan Meta tentang Konsumen Digital Asia Tenggara menemukan, video di media sosial berperan penting bagi konsumen digital di Indonesia untuk mengambil keputusan, di mana 44% orang Indonesia suka menonton konten-konten video. Hampir 1 dari 3 responden Indonesia menonton video untuk mencari produk melalui media sosial, dan 40% dari responden tersebut memutuskan membeli produk dari konten-konten terkait hiburan dan streaming dari kreator konten.
Tren konten video ini juga mendorong media dan kreator konten untuk membuat konten-konten yang diminati oleh orang-orang dan bisnis selama bulan Ramadan. Survei kami menunjukkan, selama bulan Ramadan, kategori konten yang banyak diminati di Indonesia adalah Komunitas dan Kebersamaan (84%) serta Hiburan dan Inspirasi (85%).
Hadirnya kreator konten selama bulan Ramadan dapat menjadi peluang bagi bisnis untuk memasarkan produk mereka secara digital karena 1 dari 2 konsumen di Indonesia mempercayai bisnis yang bermitra dengan kreator.
Ramadan adalah momen untuk terhubung lebih erat dengan pelanggan melalui Business Messaging Menurut survei, 2 dari 3 orang lebih memilih berkomunikasi dengan bisnis melalui layanan perpesanan dibandingkan email dan telepon, dan selama bulan Ramadan, 8 dari 10 konsumen menggunakan layanan perpesanan dan sekitar 7 dari 10 konsumen telah menggunakan layanan perpesanan dari teknologi- teknologi Meta (WhatsApp, Instagram Direct Message, Facebook Messenger).
Pieter Lydian menambahkan, data menunjukkan bahwa banyak pelanggan dari awal mencari dan menemukan barang yang mereka butuhkan dari kanal-kanal media sosial, dan Facebook, Instagram, dan WhatsApp masih menjadi top of mind.
“Kami berharap insights Ramadan ini dapat membantu pelaku usaha meramu cara-cara strategis bagaimana mereka dapat membangun hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan dan terus mengembangkan bisnisnya,” tutup Pieter. (q cok, tama dini)