Hukrim

Kapolrestabes Surabaya Ajak Civitas UK Petra Perangi Hoax

12
×

Kapolrestabes Surabaya Ajak Civitas UK Petra Perangi Hoax

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Kemajuan teknologi informasi membuat pertukaran informasi menjadi hal yang sangat mudah dan merasuk ke seluruh kegiatan masyarakat Indonesia.

Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan, S.H., M.H saat seminar Anti Hoax “Hoaxbuster: Cerdas Mengelola dan Meneruskan Informasi” mengatakan hoax adalah segala informasi yang tidak sesuai dengan aslinya.

“Contohnya jika seseorang memiliki 11 ribu pengikut di media sosial, dan orang tersebut memasang suatu hoax. Lalu hoax ini kemudian di-share oleh pengikutnya yang juga memiliki ribuan pengikut. Maka dalam waktu singkat bisa dipastikan sejumlah besar pengguna internet sudah terpapar dengan informasi salah tersebut, situasi ini yang disebut dengan istilah viral,” katanya.

Lebih lanjut Ia menjelaskan bahwa pemerintah sudah mengantisipasi hoax melalui perangkat perundangan. Kepolisian juga sudah melakukan tindakan terkait hoax, yaitu: preemtif, preventif, dan penegakan hukum.

“Kepolisian saat ini sudah memiliki cyber patrol yang bekerja 24 jam setiap hari dan juga bekerjasama dengan para ahli. Pelanggar hukum di dunia cyber pasti tertangkap, Sekarang bukan lagi mulutmu harimaumu, tapi jempolmu harimaumu,” lanjut Rudi.

Koordinator Masyarakat Anti Fitnah Wilayah Surabaya, Rovien Aryunia, M.PPO., M.M menambahkan hoax meningkat di Indonesia karena rendahnya literasi digital pengguna internet di Indonesia.

“Kita perlu tahu bagaimana mengetahui ciri-ciri hoax, yaitu berita yang mengajak pembacanya membenci, fitnah/rekayasa yang memakai gambar yang tidak berkaitan dengan informasi yang disebarkan, dan menggunakan media abal-abal (yang tidak bertanggungjawab),” paparnya.

Dosen Departemen Mata Kuliah Umum UK Petra Sally Azaria, S.Sos., M.PPO menekankan bahwa tidak mungkin berita hoax tidak ada. “Tetapi yang kita bisa adalah meminimalkan dampak buruk dari hoax. Misalnya cerdas dalam menerima dan menyebarkan informasi atau bisa juga mengingatkan keluarga jika mereka menyebarkan hoax,” tutupnya. (q cox, Tama Dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *