Pemerintahan

Kesadaran Masyarakat Lapor 112 Meningkat, Tetapi Jumlah Kebakaran di Surabaya Menurun

24
×

Kesadaran Masyarakat Lapor 112 Meningkat, Tetapi Jumlah Kebakaran di Surabaya Menurun

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Awareness atau kesadaran masyarakat terhadap keberadaan layanan Command Center (CC 112) milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya meningkat. Hal tersebut terlihat dari data Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya pada tahun 2021 dan 2022.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya,  Dedik Irianto menjelaskan, selain menangani kebakaran, pihaknya juga memiliki tupoksi dalam hal penyelamatan kedaruratan atau rescue. Menariknya, pada tahun 2022 jumlah penanganan kebakaran lebih rendah dari data penyelamatan.

“Masyarakat sekarang lebih awareness untuk melaporkan kejadian ke Command Center 112. Dan sekarang kecenderungan angka penanganan kebakaran menurun dari angka penyelamatan,” kata Dedik Irianto, Jumat (13/1/2023).

Dedik menjabarkan, bahwa pada tahun 2021, penanganan kebakaran yang dilakukan DPKP Surabaya sebanyak 644 peristiwa. Sedangkan di tahun 2022, penanganan kebakaran turun menjadi 614 kejadian.

Hal tersebut, kata dia, berbanding terbalik dengan angka penyelamatan atau rescue yang justru meningkat tajam di tahun 2022. Dimana pada tahun 2021, DPKP Surabaya melakukan evakuasi 655 kejadian dan kemudian meningkat pada tahun 2022 menjadi 1.400. “Kejadian evakuasi peningkatannya 100 persen. Dan ini menandakan masyarakat banyak yang sudah aware terkait Command Center 112,” ungkapnya.

Selain lebih aware terhadap layanan Command Center 112, Dedik mengungkapkan, bahwa respon warga terhadap peristiwa kebakaran juga meningkat. Data DPKP Surabaya tahun 2020, respon warga terhadap kebakaran tercatat 39 persen dan meningkat di tahun 2021 menjadi 43 persen. Sedangkan di tahun 2022, angka respon warga terhadap kebakaran juga tercatat 43 persen.

“Artinya yang 43 persen itu sudah dipadamkan oleh warga. Jadi petugas kita datang, api sudah mati dipadamkan oleh warga, tinggal kita melakukan pembasahan atau pengecekan,” terang Dedik.

Menurut Dedik, persentase kenaikan respon warga terhadap kebakaran tak lepas dari masifnya sosialisasi dan simulasi pelatihan yang dilakukan. Sejak beberapa tahun lalu, pemkot melalui DPKP dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), memang gencar memberikan pelatihan mitigasi bencana kepada masyarakat.

“Jadi artinya, sosialisasi kita, simulasi yang kita lakukan, warga bisa menanggapinya dengan baik. Sehingga sekarang (kebakaran) banyak yang bisa dipadamkan sendiri oleh warga. Warga sudah bisa melakukan pemadaman api sendiri,” paparnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *