Pemerintahan

Ketua TP PKK Surabaya: Alhamdulillah Warga eks Penghuni Kolong Tol Lebih Tertata Hidupnya

40
×

Ketua TP PKK Surabaya: Alhamdulillah Warga eks Penghuni Kolong Tol Lebih Tertata Hidupnya

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyerahkan bantuan sosial dari PT Jasa Marga kepada warga eks penghuni Kolong Tol Dupak, Kampung 1001 malam yang kini tinggal di Rusunawa Sumur Welut, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya, Sabtu (10/12/2022). Bantuan berupa alat rumah tangga, hingga peralatan sekolah anak ini diserahkan oleh Ketua TP PKK Surabaya, Rini Indriyani.

Selain menyerahkan bantuan, momen ini sekaligus digunakan oleh Ketua TP PKK Kota Surabaya Rini Indriyani, bersama Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, Anna Fajriatin untuk berdialog langsung dengan mereka.

“Alhamdulillah dapat bantuan dari PT Jasa Marga, berupa peralatan rumah tangga. Ada yang diberikan pekerjaan, diberi tempat tinggal (rusunawa), sehingga mereka tidak ngamen lagi. Mudah-mudahan ini menjadi berkah buat semuanya,” kata Rini Indriyani, usai acara penyerahan bantuan

Dari dialog bersama warga itu, Rini Indriyani mengungkapkan, bahwa pada intinya mereka mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Surabaya. Sebab, kehidupan keluarga mereka sekarang lebih tertata dan tinggal di lingkungan yang bersih dan layak. “Alhamdulilah mereka sekarang lebih tertata hidupnya. Jadi tidak keleran, lebih bersih lagi,” kata Bunda Rini, sapaan lekatnya.

Di samping tinggal di lingkungan yang bersih dan layak, pendidikan anak-anak dari keluarga eks penghuni Kampung 1001 malam, tak luput dari atensi Pemkot Surabaya. Bunda Rini pun menginginkan agar anak-anak mereka dapat mengenyam pendidikan sesuai dengan jenjang sekolahnya.

“Saya melihat banyak anak-anak kecil, usianya balita hampir merata. Saya berharap anak-anak ini bisa sekolah di PAUD, SD, SMP sesuai dengan jenjang sekolahnya. Harapannya anak-anak ini harus lebih baik dari orang tuanya dan mendapatkan pendidikan yang sesuai,” tuturnya.

Bunda PAUD Kota Surabaya itu meyakini, dengan tinggal di lingkungan yang baru, baik secara sosial, pendidikan maupun kesehatan, kehidupan dan masa depan mereka akan lebih baik. Bahkan menurutnya, warga eks Kolong Tol Dupak, Kampung 1001 Malam mengaku, sejak tinggal di Rusunawa Sumur Welut kehidupan mereka lebih layak dan nyaman.

“Semua rata-rata merasakan bahwa lebih enak tinggal di sini (Rusunawa Sumur Welut). Karena memang waktu awal dipindahkan banyak yang menolak, tidak mau. Ketika dibawa ke sini dan diberikan tempat yang layak, pekerjaan yang cukup, itu alhamdulilah (hidup) mereka lebih baik lagi,” katanya.

Di sisi lain, Bunda Rini juga meminta kepada Puskesmas, PKK dan kelurahan setempat untuk aktif memantau dan memeriksa kesehatan anak-anak warga eks penghuni Kolong Tol Dupak, Kampung 1001 Malam. Terutama, kepada balita kembar yang baru lahir sekitar dua minggu yang lalu.

“Harapan kami dia jangan sampai stunting. Saya minta ada intervensi yang masif untuk bayi kembar ini agar tidak menjadi stunting. Ibunya juga dikasih susu dan makanan yang bergizi. Saya pun akan memantau bagaimana perkembangan dua anak ini,” imbuhnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, Anna Fajriatin menjelaskan, bahwa bantuan ini sudah secara bertahap diberikan kepada warga eks penghuni Kolong Tol Dupak, Kampung 1001 Malam. Sebanyak 16 KK dengan total sekitar 40 jiwa sekarang ini hidup lebih layak di Rusunawa Sumur Welut Surabaya.

“Sebetulnya bantuan-bantuan ini sudah secara bergiliran. Ada dari Pemkot Surabaya, ada dari Ibu Gubernur dan saat saat ini ada dari PT Jasa Marga. Semuanya diperuntukkan untuk 16 KK yang kita relokasi dari Kampung 1001 Malam,” kata Anna.

Menurut Anna, sebelum menyalurkan bantuan, pihaknya akan berkoordinasi dahulu dengan instansi terkait. Koordinasi ini untuk memastikan bahwa bantuan yang akan diberikan oleh instansi tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan mereka sekarang.

“Ada bantuan almari, kursi, rak piring itu yang diberikan. Ada juga yang bentuknya rombong, harapannya itu kalau suaminya yang bekerja maka istrinya juga bisa mencari nafkah. Tidak harus (jualan) di rusun, rombong bisa dibawa mungkin jalan ke sekolah, kelurahan atau SWK (Sentra Wisata Kuliner),” terangnya.

Anna mengungkapkan, pada saat awal direlokasi, Pemkot Surabaya juga melakukan pendataan kepada 16 KK tersebut. Mulai dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang melakukan pendataan administrasi kependudukan (Adminduk) hingga Dinas Pendidikan (Dispendik) yang mendata berapa jumlah anak yang masih sekolah.

“Jadi mana warga belum punya akta, KK itu langsung diuruskan. Kemudian Dinas Pendidikan, ada yang sekolah PAUD atau SD itu langsung dipindahkan ke daerah yang dekat rusun. Sehingga kehidupan mereka secara keseharian tetap berjalan. Alhamdulillah 16 KK semuanya sudah masuk (tinggal) ke sini dan 16 KK ini juga diberikan pekerjaan oleh Pak Wali Kota,” pungkasnya. (Q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *