SURABAYA (Suarapubliknews) – Puluhan warga Gempol, Dusun Jurang Pelen 1 dan Jurang Pelen 2 Desa Bulusari, Pasuruan, mendatangi kantor Ansor Jawa Timur di jalan Mesjid Agung Timur, Gayungan, kota Surabaya.
Kedatangan warga Gempol tersebut untuk meminta bantuan hukum pada LBH Ansor Jatim terkait merebaknya berita miring tentang adanya intimidasi dari TNI soal pembangunan perumahan TNI.
Puluhan warga yang datang ke Kantor Ansor tersebut ingin menegaskan bahwa beredarnya kabar tersebut tidak benar adanya, dan meminta kepada pelapor untuk mencabut laporannya, karena keberadaan perumahan TNI di wilayahnya itu justru memberikan rasa aman buat warga.
“Lah, kok sekarang ada pemberitaan miring bahwa ada intimidasi dari TNI itu dari mana sumbernya. Berita tersebut hanya mengada-ngada saja. Selama ada perumahan TNI di Wilayah kami, mala kami senang. Bahkan warga diberikan pekerjaan oleh pihak TNI, “ papar Pujianto, pada awak media saat aksi berlangsung, Jumat (21/02)
Pujianto menegaskan, dengan adanya perumahan TNI tersebut justru membuat perekonomian warga sekitar mulai tumbuh. Bahkan warga yang selama ini menjadi pengangguran telah mendapatkan pekerjaan.
“Coba sampean Tanya sendiri pada warga yang datang kesini (kantor Ansor, red),”tuturnya.
Korlap yang lain, Nuril juga menambahkan, bahwa lahan yang dipakai untuk pertambangan tersebut sama sekali tidak menggunakan lahan Tanah Kas Desa (TKD), karena merupakan tanah milik warga yang memiliki bukti SHM.
“Kita menampik berita yang selama ini mencuat bahkan kami justru mendukung perumahan prajurit TNI, karena bisa sekaligus memeberikan rasa aman bagi warga,” urainya.
Menurut Nuril, berita yang selama ini mencuat tentang oknum tertentu yang mengintimidasi masyarakat tersebut tidak benar, karena justru pembangunan di kampung tidak ada hentinya dengan kegiatan pembangunan perumahan TNI.
“Justru kami seperti keluarga dengan TNI, tidak ada istilahnya kami ditakut-takuti. Itu semua bohong belaka. Dan semua warga sudah setuju pembangunan perumahan TNI,” ungkap dia.
Buril menambahkan jika pembangunan tersebut sudah berlangsung satu setengah tahun. Dan kami merasa senang dan merasa aman, sambungnya.
“Kami akan melaporkan hal ini kepada Sekneg dan LBH Ansor Jatim. Dan meminta pelapor untuk mencabut laporannya, karena semuanya bohong,” tukas Nuril. (q cox)