Peristiwa

Komunitas We Love Surabaya Segera Gelar Ramadhan Youth Invasion

138
×

Komunitas We Love Surabaya Segera Gelar Ramadhan Youth Invasion

Sebarkan artikel ini

Bertempat di kediaman Wawalikota Surabaya Whisnu Sakti Buana, ST, komunitas Gerakan Cinta Budaya Surabaya menggelar acara bagi Takjil dan Sahur On The Road (SOTR), Cak-Ning dan Musisi Underground ‘Berkoalisi’ bertajuk  “Ramadhan Youth Invasion”.

SURABAYA (SPNews) – Gerakan Cinta Budaya Surabaya mulai terus digelorakan. Tidak hanya sekedar melestarikan Cirikhas Pariwisata. Kali ini, dukungan tersebut juga disuarakan komunitas musisi Underground Surabaya.

Itu diwujudkan dalam bentuk aksi damai sekaligus turut serta melakukan kegiatan bagi Takjil gratis dan Sahur On The Road (SOTR) di bulan puasa. Kegiatan ini menggabungkan dua unsur berbeda menjadi satu, yang di prakarsai oleh Paguyuban Cak dan Ning Surabaya bersama perwakilan musisi dari genre musik didalam komunitas Underground.

Para musisi ini diantaranya berasal dari aliran Hardcore, Metal, Punk, dan Hip-Hop. Menariknya, puluhan kedua komunitas ini tidak hanya sekedar membagikan Ta’jil Gratis yang melintas di kawasan Jalan Sedap Malam, Sabtu (4/7).

Mereka juga membagikan sekitar 100 kaos bertema “Ramadhan Youth Invasion”, yang langsung disablon dilokasi. Awak Komunitas tersebut sengaja membawa alat Sablon sendiri yang mereka miliki. Itu dilakukan sebagai simbol penggerak roda ekonomi. Bahwa bermusik idealis-pun bisa menjadikan sesuatu untuk kebersamaan.

Tidak hanya menggelar kegiatan bernuansa Ramadhan. Barisan anak-anak muda berbagai organisasi tersebut juga bersiap mengkampanyekan Cinta Budaya Surabaya ala Anak Muda.

Gerakan ini akan dilangsungkan marathon. Yakni pada tanggal 11 dan 12 Juli nanti. Bentuknya, di tanggal 11 Juli diawali oleh Komunitas Underground dengan menggelar aksi pertunjukkan musik bertajuk “Ramadhan Attack 2015″, di halaman Fisip Kampus B Unair Surabaya.

Keesokan harinya, giliran Paguyuban Cak dan Ning Surabaya menggelar kegiatan Safari Ramadhan Heroik Surabaya. Yakni Ngabuburit dengan Blusukan di Rumah HOS Tjokroaminoto dan  Rumah Kelahiran Soekarno, Presiden Pertama RI. Agenda ini dilanjutkan dengan berbuka bersama di Sekertariat Korps Cacad Veteran Tumbal Negara, di Jalan Rajawali.

Koordinator Musisi Underground Surabaya, Erwin Balanar menerangkan, kegiatan Ramadhan Attack Surabaya (RAS) 2015 digelar setiap tahun. Ajang tersebut tidak hanya sekedar unjuk penampilan dari 20 Band.”Pemasukan tiket dari pertunjukkan akan disumbangkan untuk Panti Asuhan, tahun ini. Esensi kami dalam bermusik memang harus memiliki kepedulian bagi sesama,” urai Erwin sekaligus Vokalis Band Full Frontal ini.

Itu dibuktikan sejak kegiatan bermusik ini pertamakali digelar sekitar pertengahan tahun 2007 lalu. Peristiwa bencana alam Gempa di Bantul, Yogyakarta, dikatakan Erwin menjadi motor dari para ‘Senior’ penggagas RAS.”Kita bermusik tanpa dibayar, dan hasil pemasukan dari tiket pun langsung disumbangkan,” katanya.

Sementara, terkait agenda Safari Ramadhan Heroik Surabaya, dikatakan Ketua Paguyuban Cak dan Ning Surabaya 2015-2018 Tsaqib Abdurrahman,  merupakan bentuk dari cara anak muda tidak melupakan sejarah.

“Banyak memori dan peninggalan Sejarah perjuangan dan pergerakan Kemerdekaan RI, bermula dari Surabaya. Termasuk Bung Karno sendiri Arek Suroboyo,” urainya.

Caranya, dikatakan Cak Suroboyo 2013 ini dengan menebar perhatian dan saling peduli dengan para Veteran. Sebab, tanpa kehadiran para Pahlawan, Surabaya tidak bisa seperti saat ini. Terlebih, dengan Sejarah bermulanya Surabaya berkat peran Raden Joko Berek, atau lebih populer dengan sebutan Sawunggaling.

Sawunggaling, dikatakan Tsaqib memiliki makna tersendiri oleh  Paguyuban Cak dan Ning. Simbol Keberanian, Rendah Hati, sekaligus tonggak Babat Alas Suroboyo menjadi inspirasi bagi Cak dan Ning Surabaya.

Bahkan, dalam perhelatan malam Grand Final Cak dan Ning Surabaya 2015, tanggal 1 Juni kemarin, sengaja mengusung Tema ‘The Rise Of Sawunggaling’.”Kegiatan sore ini sekaligus kami mengucapkan beribu terimakasih bagi warga Surabaya yang sudah membantu mempertahankan budaya dan kegiatan kami. Karena Kita Cinta Surabaya,” pungkas Tsaqib. (q cox)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *