Bisnis

Kondusif, Bank Indonesia Optimis Perekonomian Jatim Terus Melaju

52
×

Kondusif, Bank Indonesia Optimis Perekonomian Jatim Terus Melaju

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Perekonomian Jawa Timur tahun 2019 diproyeksikan masih tumbuh kuat dan kondusif dengan tingkat inflasi yang terjaga. Bahkan, dengan masih melemahnya ekonomi global, ekonomi Jatim di 2019 diprediksi masih bisa melaju hingga 5,6 persen.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur Difi A. Johansyah, dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Provinsi Jawa Timur 2018, mengatakan pertumbuhan sebesar 5,6 persen tersebut lebih didorong oleh sektor konsumsi. Apalagi infrastruktur pada tahun depan sudah tersambung yang pastinya akan berdampak positif terhadap pertumbuhan industri dan sentra bisnis.

Pola perilaku ekonomi 2019 akan berubah. Dengan tersambungnya infrastruktur pasti akan muncul sentra sentra industri bisnis baru, misal di daerah baru. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Jatim juga didorong oleh kinerja perdagangan antar daerah dan juga ekspansi ekspor.

“Sebenarnya ada industri yang justru bisa bertahan dan bisa cari pasar baru disaat ekonomi dunia masih melemah, bahkan ada yang juga industri kita yang justru mendapatkan order baru. Dan ini menunjukkan bahwa fundamental kita masih sangat baik. Dalam kondisi ekonomi dunia yang melambat dan kita masih bisa tumbuh diatas 5 persen ot berarti fundamental kita sangat kuat,” katanya.

Sementara pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan III-2018 tercatat sebesar 5,40 persen (yoy) lebih tinggi dibandingkan nasional yang sebesar 5,17 persen (yoy). Hingga akhir tahun diproyeksikan akan mencapai 5,4 persen hingga 5,6 persen. Pertumbuhan ini utamanya ditopang oleh kinerja investasi dan net ekspor antar daerah.

Secara spasial, selama 6 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi mayoritas kabupaten/kota di Jawa Timur juga tumbuh di atas capaian nasional. “Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan ekonomi daerah di Jawa Timur masih terus berakselerasi didorong oleh upaya dari pemerintah dan masyarakat dalam mengoptimalkan potensi yang ada,” lanjut Difi.

Selama kurun waktu terakhir, inflasi Jawa Timur juga tercatat lebih rendah dari nasional. Pada bulan Oktober 2018, inflasi Jawa Timur tercatat sebesar 2,9 persen (yoy) atau lebih rendah dibandingkan nasional yang sebesar 3,2 persen (yoy).

“Dengan berbagai perkembangan dan ketahanan ekonomi Jawa Timur tersebut, kami memperkirakan kinerja ekonomi Jawa Timur 2018 tetap terjaga kuat dengan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,4-5,8 persen dengan inflasi yang terkendali,” lanjutnya.

Bank Indonesia mendorong pengembangan UMKM dan klaster yang difokuskan pada pengendalian inflasi. Keempat, dari sisi sistem pembayaran, Bank Indonesia mendorong ketersediaan instrumen pembayaran, inklusi keuangan, teknologi finansial, Gerbang Pembayaran Nasional (GPN), elektronifikasi, disertai peningkatan efisiensi pengedaran uang.

“Bank Indonesia juga mendukung Jawa Timur sebagai pusat ekonomi syariah dengan mendorong program sertifikasi halal, pelatihan ekspor bagi UMKM, sertifikasi Dewan Pengawas Syariah khususnya untuk koperasi syariah dan BMT, serta sertifikasi badan nadzir untuk wakaf,” jelas Difi.

Difi juga mengundang masyarakat Jawa Timur untuk hadir pada event tahunan Bank Indonesia “Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF) tahun 2018” yang akan diselenggarakan pada tanggal 11-15 Desember 2018 di Grand City Surabaya. “Disana nanti akan ada pendaftaran untuk masyarakat atau UMKM yang ingin mendapatkan sertifikasi halal, menjadi nadzir ataupun Dewan Pengawas Syariah,” tuturnya. (q cox, Tama Dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *