Jatim RayaPemerintahan

Luncurkan Mobil Dapur Air Nutrisi Bersama Tagana, Sekdaprov Adhy Tekankan Minimalisir Resiko Penyintas Bencana

78
×

Luncurkan Mobil Dapur Air Nutrisi Bersama Tagana, Sekdaprov Adhy Tekankan Minimalisir Resiko Penyintas Bencana

Sebarkan artikel ini

PASURUAN (Suarapubliknews) ~ Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono mewakili Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meluncurkan Mobil Dapur Air Nutrisi di Taman Candra Wilwatikta, Kabupaten Pasuruan, Jumat (17/3). Turut mendampingi peluncuran, Taruna Siaga Bencana (Tagana) Provinsi Jawa Timur dan Tagana Rajawali.

Peluncuran Mobil Dapur Air Nutrisi ini digelar pada saat Jambore Capacity Building Pendampingan Tagana Provinsi Jawa Timur tahun 2023 serta bertepatan dalam rangka peringatan HUT ke 19 Tagana dengan tema “Tagana Jaga Alam Lestarikan Sumber Air”.

Sekdaprov Adhy menjelaskan, mobil Dapur Air Nutrisi ini melayani kebutuhan air minum dan nutrisi masyarakat yang terimbas bencana alam. Selain menyediakan air minum steril, di dalamnya juga tersedia aneka minuman seperti teh, kopi, hingga susu. Keberadaan Mobil Dapur Air Nutrisi ini terinisiasi atas pengalaman para relawan yang melihat seringkali korban bencana kesulitan mengakses air minum.

“Beberapa tahun lalu, kita ragu bila hendak mengirim bantuan susu formula. Sebab banyak kasus terjadi diare karena air yang digunakan untuk membuat susu tidak steril. Kini dengan adanya Mobil Dapur Air Nutrisi kita bisa kirim susu formula untuk korban bencana,” ujarnya.

Lebih lanjut disampaikan, selama ini terus mengikuti perkembangan dapur air yang diinisiasi oleh Tagana Rajawali. Mulai dari dulu yang belum menggunakan kendaraan dan hanya menyediakan air putih steril saja, kini sudah memiliki beberapa jenis air minum menyesuaikan kebutuhan korban bencana. Sebab, ketika suatu bencana datang, kebutuhan lansia, ibu hamil, dan anak-anak pasti berbeda dengan kebanyakan. 

“Kebutuhan makanan, minuman itu bukan sekedar makan dan minum tetapi melihat jenis, kualitas, dan nilai dari nutrisi atau gizi nya. Dan Tagana Rajawali mengambil spesialisasi itu (dapur air bersih),” imbuhnya. 

Apalagi Tagana Rajawali juga oleh para relawan dengan latar belakang kedokteran. Tagana Rajawali merupakan satuan relawan yang berasal dari warga Gereja Bethel Indonesia. Berbeda dengan Tagana yang berada di bawah naungan Kemensos, Tagana Rajawali mengabdi secara mandiri. Atas dedikasi mereka inilah Sekdaprov Adhy juga menyampaikan apresiasinya. 

“Segala kegiatan dari mulai rekrutmen, pelatihan, kemudian operasi di lapangan dengan dapur airnya itu dilakukan dengan mandiri, biaya sendiri. Bahkan mungkin kalau ada rencana naik pesawat dengan biaya sendiri. Ini sampai sekarang dilakukan dan tidak pernah meminta apapun, insentif atau tali asih Tagana,” tutupnya saat didapuk menjadi inspektur Apel Penutupan Jambore Tagana. 

Selain Mobil Dapur Air Nutrisi, diluncurkan pula Tagana Masuk Kampung. Program tersebut mencakup cek kesehatan gratis, pembagian kacamata, dan edukasi kebencanaan bagi masyarakat. Tujuannya agar masyarakat semakin paham mitigasi ketika bencana alam terjadi.

Selain itu, Sekdaprov Adhy juga berkesempatan untuk secara simbolis membagikan bibit tanaman vetiver kepada Tagana di 38 kabupaten/kota. Tanaman vetiver bermanfaat untuk menahan erosi dan memperbaiki kualitas air sungai.

Dalam kesempatan tersebut Sekdaprov Adhy juga menekankan pentingnya meminimalisir resiko korban bencana. Sebab, menurutnya hakikat dari penanggulangan bencana itu adalah pengurangan risiko bencana dan mengurangi seminimal mungkin dampak dari bencana itu untuk masyarakat yang terdampak.

“Oleh karena itu fokusnya adalah bagaimana perlindungan sosial dari pemerintah atau masyarakat yang terdampak bencana dan penanggulangan bencana harus dilaksanakan? Sistem yang terpadu, terorganisir, dan terintegrasi dengan baik,” ujarnya.

Sekdaprov Adhy menambahkan bahwa pemerintah tidak mungkin melaksanakan semua penanggulangan bencana sendirian, baik provinsi, kabupaten/kota, maupun nasional. Sebab pasti akan ada keterbatasannya. Untuk itu, menjadi kewajiban dari masyarakat untuk bisa ikut dalam penanggulangan bencana dalam konsep penanggulangan bencana berbasis masyarakat.

Salah satunya adalah membuka dari unsur-unsur masyarakat yang peduli tentang bencana. Dari sinilah lahirnya Tagana 19 tahun yang lalu. “Kemudian (Tagana) semakin besar, semakin berkembang dan sifat terbuka siapapun masyarakat dari kalangan manapun, pemuda dari organisasi di manapun berhak untuk ikut dalam satuan relawan Tagana,” tandasnya. (q cok, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *