Politik

Merasa Tak Dihargai Kinerjanya, Wasek Bappilu DPC Surabaya Minta DPP Evaluasi Posisi Plt Ketua

19
×

Merasa Tak Dihargai Kinerjanya, Wasek Bappilu DPC Surabaya Minta DPP Evaluasi Posisi Plt Ketua

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Ernawati, Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPC Partai Demokrat Surabaya, mendadak meminta kepada DPP Partai Demokrat agar melakukan evaluasi terhadap posisi Lucy Kurniasari yang saat ini menjabat Plt Ketua DPC Surabaya.

Ernawati anggota DPRD Surabaya periode 2009-2014 ini mengaku, jika pernyataannya dipicu oleh kekecewaan dirinya atas prilaku Lucy yang dianggap tidak lagi menghargai peran dan posisinya sebagai pengurus DPC Demokrat Surabaya.

Ernawati mengatakan, persoalan muncul ketika dirinya dikeluarkan dari grup (WA) pengurus DPC Demokrat Surabaya. Bahkan Erna juga mengaku mendapatkan kabar jika dirinya akan dikeluarkan dari kepengurusan partai.

Menurut Erna, kabar tersebut didapat setelah melakukan pertemuan dengan Lucy Kurniasari di kantor DPC Demokrat Surabaya di jalan Tenggilis Utara 6 no 2 Surabaya, Senin siang (15/6/2020). Pertemuan tersebut menindaklanjuti kasus persoalan internal yang ada di partai Demokrat Surabaya.

“Saya sudah mempunyai itikad baik dan memenuhi panggilan mbak Lucy. Saya kira saya di suruh ke kantor itu mau klarifikasi soal saya dikeluarkan dari grup (WA), tapi ternyata disana saya malah dibilang munafik dan tidak pernah berbuat apa-apa untuk partai Demokrat,” ujar Ernawati, saat dihubungi, Selasa (16/6/2020).

Tidak hanya itu, kata Erna, saat pertemuan juga dituding gerbong dari mantan ketua DPC partai Demokrat Surabaya Ratih Retnowati. Sehingga, selama posisi ketua dijabat Lucy Kurniasari sebagai pelaksana tugas (Plt), Erna dinilai tidak memberikan kontribusi apapun.

“Saya bukan gerbongnya siapa-siapa, saya gerbongnya partai Demokrat. Langsung saya jawab seperti itu,” jawabnya spontan dihadapan Lucy Kurniasari

Erna menceritakan, ketika mengadakan pertemuan, konon Lucy Kurniasari mengatakan bahwa telah membuat undangan untuk Ernawati. Namun, ketika diminta bukti oleh Erna, Lucy Kurniasari tidak dapat menunjukkan.

“Saya mintai bukti undanganya tidak ada. Bahkan saya tanya ke mbak Dewi (staf DPC partai Demokrat Surabaya), mbak dewi menjawab memang tidak ada undangan, saya hanya di perintah,” ungkap Erna.

Erna mengaku benar-benar kecewa dengan sikap Lucy, karena saat Pilkada Surabaya tahun 2015, dirinya masuk dalam jajaran Tim sukses Rasio-Lucy. Namun, hal itu rupanya sudah hilang di ingatan Lucy Kurniasari. “Ini sama seperti peribahasa bagai kacang lupa kulitnya. Terus terang saya sampai tercengang melihat sikap mbak Lucy,” ujarnya.

Oleh karenanya, Erna berharap agar DPP Partai Demokrat bisa mengevaluasi kepengurusan di DPC partai Demokrat Surabaya selama Lucy menjabat sebagai Plt ketua.

“Saya mohon dengan hormat kepada DPP partai Demokrat agar mengevaluasi kepengurusan beliau (Lucy Kurniasari) sebagai plt DPC kota Surabaya. Jangan sampai ditangan orang yang salah DPC Surabaya akan hancur,” pungkasnya.

Hingga berita ini dilansir, media ini belum berhasil mendapatkan konfirmasi dari Lucy Kurniasari, meski telah dikontak via ponsel pribadinya. (q cox, G-tur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *