Jatim Raya

Minta Satwanya Segera Dikembalikan, Kristin: Melihat Kondisinya Sekarang, Saya Menangis

18
×

Minta Satwanya Segera Dikembalikan, Kristin: Melihat Kondisinya Sekarang, Saya Menangis

Sebarkan artikel ini

JEMBER (Suarapubliknews) – Kristin alias Law Djin Ai kini telah terbebas (bersyarat) dari ganjaran hukuman 1 tahun penjara dan denda Rp 50 Juta subsider 3 bulan kurungan yang dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi.

Kepada media ini, Kristin yang usianya hampir 60 tahun ini terus menangis jika mengingat kondisi ratusan satwa burungnya yang kini telah berstatus sebagai sitaan Negara, karena menurutnya tidak diperlakukan sebagaimana mestinya.

Asumsi ‘tidak dirawat sebagaimana mestinya’ ini memang terkesan subyektif, karena Kristin mengatakan jika cara perawatan kepada burung hasil penangkarannya diperlakukan layaknya sebagai anak dan cucunya (penuh kasih sayang).

“Saya mendengar dari beberapa teman dan pemberitaan dari media kalau sekarang kondisinya dicampur, padahal mereka itu berpasang-pasangan. Ini menurut saya tindakan ceroboh. Makanya saya berharap segera dikembalikan ke kami (CV.Bintang Terang),” ucap Kristin dengan mata berkaca-kaca. Minggu (22/09/2019)

Permohan Kristin ini juga dibarengi dengan janji, jika dirinya akan memberikan perawatan yang jauh lebih baik dari saat ini.

“Akan saya rawat lebih baik lagi. Karena mereka sudah seperti anak cucu saya sendiri. Kalau teringat saya sering menangis. Saya sudah merasa jadi Ibu mereka yang saat ini ditinggalkan. Seperti itu perasaan saya saat ini. Kalau saya bangun, biasanya saya sudah mendengar ocehan mereka, tetapi sekarang ini mereka sedang jauh dari saya,” tandasnya.

Tidak hanya itu, Kristin juga mengatakan jika dirinya juga telah mempersiapkan segalanya untuk menyambut kedatangan anak dan cucunya (ratusan satwa hasil penangkarannya), dengan melakukan berbagai inovasi dan renovasi di kandang CV.Bintang Terang.

“Setelah bebas kemarin, saya langsung melakukan koordinasi dengan semuanya untuk melakukan perbaikan kandang dan persiapan manajemennya, agar bisa memberikan perawatan yang baik sekaligus memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh negara dan pemerintah,” lugasnya.

Intinya, Kristin tidak ingin melakukan kesalahan apapun terhadap usaha penangkarannya dan akan berusaha lebih baik dari sebelumnya, meski beberapa pengawat konservasi menyebutnya lebih pantas sebagai penangkar yang berjasa kepada Negara dan sedang menjadi korban.

“Selama ini saya memberi pakan yang istimewa karena impor. Bahkan air minumnya saja hasil suling, bukan sembarangan” pungkasnya.(q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *