NasionalPemerintahanPeristiwa

Munas VII APEKSI 2025, Surabaya Banjir Pujian Soal Kebersihan: Layak Jadi Percontohan Global

80
×

Munas VII APEKSI 2025, Surabaya Banjir Pujian Soal Kebersihan: Layak Jadi Percontohan Global

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Pujian demi pujian mengalir deras untuk Kota Surabaya terkait kebersihan lingkungannya. Kali ini, apresiasi datang dari dua tokoh penting tingkat nasional, yakni Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto dan Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq. Keduanya bahkan merekomendasikan Surabaya menjadi percontohan bagi kota-kota lain di Indonesia maupun global.

Kekaguman Wamendagri Bima Arya terungkap saat ia menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan Youth City Changers (YCC) pada Selasa (7/5/2025). Acara yang diinisiasi oleh Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya ini menjadi pembuka rangkaian Musyawarah Nasional (Munas) APEKSI ke-VII di Kota Pahlawan.

Pengalaman unik Bima Arya menaiki becak menuju lokasi acara justru membuka sesi dengan cerita menarik. “Saya ke sini naik becak, dan pengemudinya bilang Surabaya sekarang bersih dan keren. Bahkan, di Surabaya kebersihan adalah tanggung jawab semua,” ujar Bima Arya.

Wamendagri juga melontarkan pujian atas kepemimpinan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang dinilai berhasil membangun kesadaran akan kebersihan di tengah masyarakat.

“Wali kota pagi-pagi sudah mengontrol, petugas kebersihan tidak hanya menyapu. Ini bukan hanya urusan pemerintah kota, tapi sudah disadari oleh semua, dan dampaknya besar karena sudah menjadi kebiasaan,” imbuhnya.

Melihat pesatnya kemajuan kebersihan dan pengelolaan sampah di Surabaya, Wamendagri merekomendasikan Kota Pahlawan menjadi destinasi studi banding bagi para kepala daerah di seluruh dunia.

“Saya ingin merekomendasikan Surabaya ini sebagai tempat atau destinasi studi banding untuk wali kota se-dunia. Jadi dari berbagai benua silahkan hadir di sini, masa kita terus yang belajar ke luar. Jadi kota-kota dunia juga bisa belajar di Surabaya,” tegasnya.

Apresiasi serupa juga disampaikan oleh Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq dalam Forum Nasional Penanganan Darurat Sampah. Forum yang juga merupakan bagian dari Munas VII APEKSI 2025 ini berlangsung di ruang Diamon, Grand City Convex Surabaya pada Rabu, (7/5/2025).

Menteri Hanif menobatkan pengelolaan sampah di Kota Surabaya sebagai rujukan nasional. Ia menggarisbawahi keberhasilan Surabaya dalam menerapkan waste to energy melalui gasifikasi dan mampu mengolah 100 persen dari 1600 ton sampah harian, serta menjadi percontohan dengan PSEL di TPA Benowo.

“Surabaya salah satu kota yang mencoba menyelesaikan (sampah) secara masif melalui waste energi melalui gasifikasi, dan Pak Wali Kota (Eri Cahyadi) masih mempunyai target kinerja utama yang menjadi rujukan penanganan sampah,” ujar dia.

Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus APEKSI sekaligus Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berharap, Munas VII APEKSI 2025 bisa membuat kota-kota di Indonesia lebih berani berinovasi dalam mewujudkan program-programnya. Terutama dalam hal penanganan sampah di kotanya masing-masing.

“Apa harapan saya dengan adanya APEKSI, tidak ada lagi kota-kota di Indonesia ketika menghadapi masalah sampah takut bercerita. Itu yang saya inginkan, sehingga APEKSI bisa menjadi jembatan seluruh wali kota,” ujar Wali Kota Eri.

Terpisah, salah satu delegasi YCC 2025 dari Kota Surabaya, Nafas Triwidiawati, memberikan kontribusi dengan solusi inovatif pengelolaan sampah berbasis aplikasi, serta menggaungkan pentingnya gerakan memilah sampah dari rumah.

Berangkat dari keprihatinan tersebut, Nafas bersama rekannya menggagas aplikasi “Smart Waste Sorting” sebagai solusi penanganan permasalahan sampah di Kota Surabaya. Yakni, inisiatif pemilahan sampah dari tingkat rumah tangga, terutama mengingat status Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia.

“Dengan penerapan pemilahan sampah dari rumah, petugas akan sangat terbantu karena proses pemilahan sudah dilakukan dari lingkup terkecil,” tutup Nafas.

Sebagai informasi, Munas VII APEKSI 2025 digelar pada 6-10 Mei 2025 di Kota Surabaya. Rangkaian kegiatan mencakup Youth City Changers (YCC) pada 6-7 Mei, Side Event seperti Forum Komunikasi Digital (Komdigi) pada 7 Mei, Munas VII pada 8-9 Mei, Ladies Program dan City Tour pada 8 Mei, Dinner Kenjeran pada 8 Mei, Indonesia City Expo pada 8-10 Mei, Karnaval Budaya pada 9 Mei, serta Mayor’s Fun Match Football pada 10 Mei. (q cox, ADV)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *