BisnisJatim Raya

Nasi Campur ‘Rahasia’ KAG Sukses Membius Warga Surabaya

18
×

Nasi Campur ‘Rahasia’ KAG Sukses Membius Warga Surabaya

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (suarapubliknews) – Dua pekan terakhir masyarakat Surabaya dihebohkan dengan viralnya menu makanan yang sejatinya sudah akrab di lidah mereka. Adalah Nasi Campur KAG yang dijual restoran pelopor ayam geprek di Surabaya, ‘Kakkk Ayam Geprek’.

Tak hanya karena sajian yang dihadirkan diterima di lidah masyarakat, jenis makanan ini viral karena sang penjual mampu mengemas menu ini dengan menggabungkan nasi campur khas Bali dengan ayam geprek yang menjadi ikonnya. Plus sentuhan trik marketing yang dibilang cukup cerdik untuk bisa membuat makanan ini mendapat animo luar biasa.

Luar biasanya, baru diluncurkan di hari pertama dan dikenalkan melalui sosial media, Nasi Campur KAG langsung terjual sebanyak 996 pack. Bahkan di hari kedua penjualannya langsung menembus angka 1000 pack.

Salah satu Founder Kakkk Ayam Geprek, Ferry Setiawan, menu Nasi Campur KAG tersebut adalah “Edisi Nostalgia” untuk mengenang awal mula dia memulai usaha bersama partnernya, Randy Chrispian pada tahun 2014 lalu. Dimana saat itu dia menjual makanan bungkus dengan gerobak.

“Saya bukanlah influenzer, tapi kami memiliki IG follower organik dan aktif. Kami sengaja menghadirkan nasi campur khas Bali namun dengan sensasi beda, karena kalau memakai bungkus kotak atau plastik kurang nendang. Makanya kami mempertahankan kertas bungkus namun dengan look yang menarik,” katanya.

Selain bungkus yang dipakai, yang membedakan dengan menu nasi campur kebanyakan, adalah menu yang dihadirkan mengandung racikan ayam geprek khas Kakkk Ayam Geprek. Isinya ada suwiran ayam, lawar, telur bumbu, kentang kering, kacang goreng, sambal embe dan sambal matah, plus kuah kuning berempah.

Diakui, produk yang disajikan kontradiktif dengan kondisi saat ini, dimana masyarakat sangat memperhatikan kesehatan, kebersihan, dan sebagainya. Namun itu yang justru memacunya untuk menjawab bahwa produknya sangat menjaga higienitas, kebersihan, dan kesehatan.

“Namun dengan tetap menjaga kualitas dan layanan, kami bisa menjadi pilihan di saat krisis ekonomi saat ini. Pasalnya, dengan harga Rp 20 ribuan dan di harga promo kami patok hanya Rp11 ribu, ternyata banyak konsumen dari berbagai segmen, baik milenial hingga orang dewasa usia di atas 40 tahunan sangat meminati Nasi Campur KAG. Ada anggapan yang kami munculkan bahwa tak hits jika tak makan Nasi Campur KAG,” beber Ferry didampingi  rekannya  Randy Chrispian.

Meski penjualannya sudah menembus angka 1000 pack per hari di dua hari pertama, tak lantas membuat Ferry jumawa. Dia justru mengerem penjualan dan memutuskan untuk vakum sepekan. Ini selain untuk memberi kesempatan masukan dari konsumen, juga sebagai trik untuk membuat masyarakat kian penasaran.

Trik itu ternyata terbukti. Setelah dibuka kembali sepekan kemudian, animo konsumen di luar dugaan, hingga menembus penjualan 1200 pack per hari. Menariknya, sekitar 90 persen pesanan adalah melalui ojek online. Bahkan, konsumen dan ojol rela menunggu hingga 2 jam untuk bisa mendapatkan Nasi Campur KAG.

“Namun bisnis food and beverage tak hanya viralitas doang, tapi servis tetap diperlukan. Makanya di hari-hari pertama itu kami memberikan bonus chrispy chicken skin atau kulit ayam bagi 50 pembeli, sehingga konsumen merasa worth it meski harus menunggu berjam-jam,” ungkap Ferry yang juga aktif di kepengurusan Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jatim ini.

Saat ini, di tiga gerainya di Surabaya, Kakkk Ayam Geprek rata-rata mampu menjual 1.124 pack Nasi Campur KAG setiap harinya, mulai jam 11.00 siang hingga 21.00 WIB. “Ini sudah mentok dengan kapasitas produksi dan kemampuan SDM kami. Karena ayam geprek itu tidak bisa dibikin secara massal atau mesin. Jadi harus satu-satu. Namun kami akan terus melakukan perbaikan dan mengoptimalkan demi kepuasan konsumen,” ujarnya.

Meski demikian, Ferry menilai bahwa potensi produknya untuk terus berkembang masih besar. Alasannya, saat ini sekolah atau kampus masih belum dibuka pembelajaran tatap muka, demikian juga sebagian perkantoran masih menerapkan work from home.

“Namun kami sudah memiliki menu yang tengah dimatangkan untuk siap diluncurkan lagi nantinya. Tunggu saja. Yang jelas menu yang kami hadirkan tak pernah lari dari identitas, yakni ayam, telor, dan sambal,” ungkap Ferry.

Kakkk Ayam Geprek sendiri saat ini telah membuka 17 gerai di 14 kota. Selain Surabaya, juga ada di Bali, Solo, Sidoarjo, Kediri, Mojokerto, Madiun, Pare, Trawas, Jakarta, Makassar, Samarinda, hingga Labuanbajo. (q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *