SURABAYA (Suarapubliknews) – Sampoerna Theater, yang juga dikenal sebagai Bioskop Sampoerna merupakan bioskop kelas A dan aktif mulai dari tahun 1933 hingga 1966. Atas ide Siem Tjiang Nio, istri dari LiemSeeng Tee pendiri Sampoerna, area depan yang saat ini digunakan sebagai bangunan House of Sampoerna, awalnya kosong kemudian difungsikan sebagai gedung bioskop.
Manager Museum dan Marketing HoS Rani Anggraini mengatakan mengenang kejayaan Sampoerna Theater yang ke-88 tahun, HoS menggelar “Pameran Virtual Sampoerna Theater”. “Pada ekshibisi ini berbagai foto lama dari gedung pertunjukan seperti kompleks bangunan, ruangan teater, ragam iklan film yang pernah diputar, serta cuplikan-cuplikan surat kabar mengenai Sampoerna Theater di masa kolonial dapat dinikmati masyarakat. Keseruan tersebut dapat diakses melalui www.houseofsampoerna.museum,” katanya.
Selain dikenal dengan pemutaran filmnya, Sampoerna theater juga menjadi tuan rumah bagi kegitan menarik lain yang membuat tempat ini begitu tersohor pada masanya, seperti pagelaran sirkus China dari Shanghai, drama dari Beijing dan Hongkong, wayang kulit serta penyelenggaraan fashion show.
Sampoerna Theater dikenal sebagai gedung pertunjukan megah dan nyaman dengan kapasitas penonton lebih dari 1.000 orang. Hal ini tertuang pada semboyan “Theater Luas Hawa Tjukup” yang tertulis pada setiap iklan filmnya.
Deretan karya layar lebar terkenal tak luput diputar seperti film Stowaway, Northern Pursuit juga Niagara. Tak hanya film Barat saja, karya sineas Indonesia juga turut menghias layar teater Sampoerna. Sebut saja Bing Slamet Liburan, Lenggang Djakarta dan Pandji Semirang. (q cox, tama dinie)