Jatim RayaPemerintahan

Pasar Potensial Anggrek, Varian Dendrobium Surabaya Bangkit Teregister Resmi Di Internasional

39
×

Pasar Potensial Anggrek, Varian Dendrobium Surabaya Bangkit Teregister Resmi Di Internasional

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) –  Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAl) meregistrasi secara resmi anggrek dengan nama ‘Dendrobium Surabaya Bangkit’yang merupakan penyatuan dua mutiara Timur Indonesia yaitu ‘Dandrobium Laxiflorum’ (Maluku) dan ‘Dendrobium Helix’ (Papua).  Dendrobium Surabaya Bangkit diregister secara resmi di instansi yang diakui secara internasional yang berkedudukan di Eropa.

Sebeumnya PAI dalam even Surabaya Orchid Be Great- Perhimpunan Anggrek Indonesia (SOBAT PAl) juga mendedikasikan varian baru dengan nama Dendrobium Arumi Bachsin yang merupakan kawin silang di antara spesies Dendrobium Spatulata varian Dendrobium Otto Leidin dan Dendrobium Christabella

Ketua 1 DPD Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) As’ari mengatakan Dendrobium Spatulata merupakan spesies anggrek yang banyak dijumpai di wilayah Indonesia Timur khususnya Papua dan Maluku. Spesies tersebut punya sebanyak kurang lebih 50 jenis dengan ciri mahkota dan kelopak bunga yang melintir dan bergelombang.

Dirinya memberi penghormatan kepada Arumi Bachsin sebagai Ketua Penggerak Tim PKK Jawa Timur sekaligus istri Emil Elistianto Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur.“Penamaan anggrek Dendrobium Arumi Bachsin kami registrasikan di Royal Horticultural Society. Itu menjadi satu-satunya tempat di dunia untuk mendaftarkan hibrida anggrek jenis varian baru,” ungkapnya.

Yng bisa meregister hibrida baru hanya orang yang melakukan penyilangan dan tidak bisa melalui orang lain atau melalui suatu komunitas. Penamaan hibrida Dendrobium Arumi Bachsin itu juga berlaku secara internasional, sehingga apabila ada orang yang melakukan penyilangan dengan induk yang sama maka yang keluar adalah nama yang sudah didaftarkan.

As’ari menyampaikan bahwa memberi penamaan baru kepada hibrida anggrek sebenarnya sejak lama sudah dilakukan, salah satunya dengan tujuan diplomasi. “Dulu Ir. Soekarno Presiden Pertama RI pernah memberi nama anggrek hibrida menjadi nama Dendrobium Kimilsungia yang diberikan kepada Kim Il Sung Presiden Korea Utara ,” terang As’ari.

Diplomasi yang digunakan dalam penamaan hibrida anggrek bertujuan untuk memberikan penghormatan kepada suatu tokoh penting atau tokoh berpengaruh.

Kota Surabaya sendiri sebagai pasar anggrek terbesar di Jawa Timur, mengingat kota ini memiliki berbagai komunitas dan kolektor pecinta anggrek yang aktif dalam meramaikan pasar atau pameran.

Selain menjadi tempat gelaran pasar anggrek yang selalu laris manis, Surabaya juga memiliki komunitas dan kolektor anggrek yang cukup masif. Menariknya lagi, para kolektor anggrek di Surabaya berasal dari kalangan menengah ke atas. Sehingga saat penganggrek di Surabaya mengadakan pasar anggrek yang segmented untuk para kolektor, tanaman yang mereka pamerkan di etalase akan diborong oleh mereka. (Q cox, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *