Pemerintahan

Peningkatan SDM Jadi Fokus Utama Pemkot Surabaya ke Depan

9
×

Peningkatan SDM Jadi Fokus Utama Pemkot Surabaya ke Depan

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi salah satu fokus program Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya ke depan. Pasalnya, di era keterbukaan, nantinya anak-anak Surabaya tidak hanya bersaing di tingkat nasional tapi internasional.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, bahwa Pemkot Surabaya ke depan akan fokus meningkatkan kualitas SDM. Hal ini untuk menyiapkan anak-anak Surabaya bisa sejajar dengan anak lain di dunia.

“Karena (menangani) SDM itu memang berat, selalu saya sampaikan beberapa kali ini, itu nanti mereka ke depan harus berhadapan dengan anak-anak di seluruh dunia,” kata Wali Kota Risma saat ditemui di rumah dinas, Selasa (09/10/19).

Wali Kota Risma mengungkapkan, ketika ia melakukan kunjungan kerja ke Busan, Korea Selatan (Korsel), trend pendidikan di sana terlihat bergerak di semua bidang. Mulai bidang kesenian, industri, hingga teknologi. Makanya, Korsel bisa berkembang pesat dengan sendirinya.

“Sebab ada negara itu yang bergerak di bidang industrinya saja. Tapi di Korsel itu semuanya bergerak,” ungkapnya.

Menurutnya, jika semua lini bergerak, maka negara tersebut bisa cepat maju dan berkembang pesat. Namun, yang paling penting adalah bagaimana berfikir maju untuk 100 tahun ke depan.

“Nah, ini yang sebetulnya aku ingin berikan ke anak-anak, makanya nanti aku coba ketemu dengan kepala-kepala sekolah,” jelasnya.

Walaupun dinilai berat, tapi Wali Kota Risma optimistis bisa melakukannya untuk kemajuan Kota Surabaya. Ia mencontohkan, salah satu tantangan terberatnya misal pelajaran matematika itu ujian dan dapat nilai.

“Tapi tantangan ke depan, bagaimana matematika itu bisa memecahkan misalkan mobil tidak perlu ada sopirnya. Kemudian mungkin rumah ini tidak perlu lagi menggunakan energi dari fosil,” paparnya.

Karena itu, Wali Kota Risma menyebut, harus ada waktu sendiri bagi para guru mengajarkan hal itu kepada anak-anak. Sebab, pihaknya mengakui tidak bisa jika harus mengubah aturan yang sudah diatur pemerintah pusat. Namun, yang bisa dilakukan saat ini adalah bagaimana mengajarkan anak-anak berfikir untuk 100 tahun ke depan.

“Seperti itu tantangan terberatnya. Nah, itu ke depan tidak mudah bagi para guru. Karena dia (guru) ngajarkan dalam suatu sistem yang pakemnya (pedoman) harus diikuti,” pungkasnya. (q cox, And)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *