Jatim RayaPemerintahanPeristiwa

Peringati Isra’ Mi’raj 1444 H, Gubernur Khofifah: Keseimbangan Spiritual Tingkatkan Kinerja Jadi Lebih Produktif, Kreatif dan Inovatif

16
×

Peringati Isra’ Mi’raj 1444 H, Gubernur Khofifah: Keseimbangan Spiritual Tingkatkan Kinerja Jadi Lebih Produktif, Kreatif dan Inovatif

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengharapkan Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW tahun 1444 Hijriah dapat menjadi momentum meningkatkan kinerja Pemerintah Provinsi Jatim menjadi lebih  meningkat  dan lebih baik lagi.

Gubernur Khofifah menjelaskan, kinerja para pengabdi negara dapat menjadi lebih efisien dengan keseimbangan profesional – spiritual. Yakni jika iman dan ketaqwaannya kepada  Allah SWT seiring dengan kebaikan  hubungannya kepada  manusia.

“Menurut para Ulama Ahlussunnah, iman itu bisa bertambah dan berkurang. Bagaimana caranya untuk menyiram iman tanpa menguap? Yaitu menyiram dengan kebaikan-kebaikan. Mudah-mudahan berkumpulnya kita di majelis ini bisa menyiram iman kita. Dengan berkumpul, habluminannas dan habluminallah akan terjaga seimbang. Maka Insya Allah kerja kita di Pemprov Jawa Timur juga akan makin produktif, kreatif, inovatif, dan akan memberikan manfaat yang lebih besar lagi bagi masyarakat Jawa Timur dan bangsa,” ujarnya saat menghadiri Peringatan Isra’ Mi’raj di Islamic Center, Surabaya, Sabtu (18/2).  

Selain itu, Ia juga menekankan pentingnya kesalehan sosial. Yang mana, seseorang dapat menyebarkan virus positif filantropisme modern pada masyarakat maju yang menyadari bahwa mendekati Tuhan Yang Maha Kuasa , Allah SWT  bisa dengan jalan memberi ( _giving_ ) , mencintai ( _loving_ )  dan peduli ( _caring_). 

Tak hanya itu, Gubernur Khofifah juga berpesan agar setiap orang dapat menjadi enabler leader, yakni pemimpin yang bisa memungkinkan solusi di segala situasi. Hindari sosok _trouble maker_ yaitu sosok yang sering menimbulkan masalah.

“Hari ini kita juga butuh kesalehan sosial, yaitu mereka yang menjunjung tinggi act of _giving, loving, and_  _caring_ . Kalau sudah seperti ini, insya Allah jalan untuk menjadi enabler leader bisa mulus. Di mana kita harus menjadi _problem solver_ , bukan menjadi _trouble maker,_ ” ucapnya. 

Lebih jauh, Gubernur Khofifah menerangkan kepada kurang lebih 2.500 undangan yang hadir, Isra’ Mi’raj merupakan peringatan turunnya perintah shalat kepada Nabi Muhammad SAW. Oleh karenanya, ia berpesan agar semua orang dapat memperbaiki shalatnya. 

“Kita ini mengulang-tahuni turunnya perintah shalat. Yang kemarin shalatnya tidak khusyu, mudah-mudahan makin khusyu. Yang kemarin tidak tertib, mudah-mudahan shalatnya makin tertib. Mudah-mudahan ibadah shalat kita diterima oleh Allah dan  kelak kita juga mendapat syafaat Rasulullah SAW di hari akhir nanti,” terangnya. 

Menurut Gubernur Khofifah, hal tersebut menjadi penting karena sebagai ummat Nabi Muhammad SAW, kita harus mengerti makna dan hikmah  peringatan Isra’ Mi’raj yang diadakan setiap tahun. Intinya adalah turunnya perintah sholat dan hidup memberikan keberkahan bagi sekeliling kita.

“Ini menjadi bagian yang penting karena yang kita peringati adalah Isra Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW. Bagaimana Rasullulah diisra’kan dan mi’rojkan ke Sidhratul Muntaha. Dan bagaimana agar kita semua bisa mendapat  keberkahan bulan Rajab dan Sya’ban dan dipertemukan dengan Ramadhan,” tuturnya. 

Sementara itu, Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Prof. M. Zainuddin menyebutkan dalam tausiyahnya bahwa peristiwa Isra’ Mi’raj bukan sesuatu yang mustahil. Sebab, pengetahuan manusia tidak akan bisa menjangkau seluruh wilayah alam semesta. 

“Ilmuwan-ilmuwan abad 20 itu semakin menyadari kekurangannya, bahwa pengetahuan manusia tentang alam semesta ini hanya 3% saja. Sedangkan 97%-nya masih misteri. Bahkan filsuf Jerman, Immanuel Kant, mengatakan, “Saya harus berhenti untuk melakukan penyelidikan dan harus menyisakan hati saya,” terangnya.

Maka dari itu, dirinya mengingatkan untuk selalu memberi ruang bagi iman dan bukan hanya mengandalkan akal. Karena hakikat iman adalah mempercayai bahwa apa yang dikatakan Allah adalah yang sebenar-benarnya.

“Kita diberi mandat oleh Allah bahwa kebenaran yang harus kita yakini secara haq adalah kebenaran dari Tuhanmu. Jangan diragukan sedikitpun. Nah, oleh sebab itu kita mesti tawadhu’ dan tidak boleh sombong setinggi apapun ilmu atau status sosial kita,” ungkapnya. 

Turut hadir dalam acara tersebut Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Sekretaris Daerah Jawa Timur Adhy Karyono, dan organisasi keagamaan Islam di Jawa Timur. Antara lain PW Nahdlatul Ulama, PW Muhammadiyah, PW Muslimat NU, PW Fatayat NU, PW ‘Aisyiyah, PW Nasyi’atul ‘Aisyiyah, PW LDII Jawa Timur dan Pimpinan Wanita LDII Jawa Timur. (q cok, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *