SURABAYA (Suarapubliknews) – Bekerja sama dengan National Taiwan University of Science and Technology (NTUST), Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) resmikan Pusat Penelitian berbasis Ekonomi Sirkular dan Inovasi Hijau melalui webinar yang digelar secara daring.
Wakil Presiden NTUST Jhy-Chern Liu mengatakan kantor pusat penelitian Science and Technology Innovation Center for Circular Economy and Green Innovative Resources (STIC-CEGIR) ini telah resmi dibuka dan beroperasi di ITS dan UKWMS.
Pusat penelitian ini memiliki fokus utama pada daur ulang dan penggunaan kembali senyawa sasaran limbah industri dalam jumlah yang signifikan dan menjadi kepentingan bersama. “Kerja sama ini adalah bentuk kontribusi dalam mengembangkan pemanfaatan limbah industri,” katanya.
Presiden NTUST Jia-Yush Yen mengatakan selain itu, dengan melibatkan dua negara (Indonesia dan Taiwan) diharapkan output kerja sama ini dapat menghubungkan antara penelitian serta pengembangan yang telah dilakukan di Indonesia dan Taiwan dengan berbagai industri di kedua negara tersebut. “Saya yakin kolaborasi ini dapat mendatangkan era baru dalam penelitian dan inovasi,” katanya.
Pusat penelitian tersebut dikembangkan sebagai suatu platform yang mampu menghubungkan berbagai peneliti dari berbagai perguruan tinggi yang terlibat dengan para pakar dari pihak industri yang bekerja sama. Hal ini dimaksudkan agar mampu dihasilkan berbagai penelitian mengenai solusi eco-green serta ekonomi sirkular dan keberlanjutan.
Direktur STIC ITS IDAA Warmadewanthi ST MT PhD mengungkapkan, pemanfaatan limbah merupakan bentuk implementasi dari solusi eco-green. Yakni di mana Indonesia mampu mengembangkan suatu model guna memulihkan kondisi limbah yang ada untuk berbagai tujuan dan output yang berbeda. “Ke depannya, diharapkan agar Indonesia mampu menyebarkan dampak baik bagi lingkungan dan masyarakat,” katanya.
Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng mengungkapkan, kolaborasi ini dilakukan untuk menemukan potensi baru dalam menyelesaikan salah satu masalah yang kompleks, yaitu dalam hal generasi dan akumulasi limbah industri. ITS sebagai salah satu kampus teknologi terdepan, turut memberikan kontribusi melalui riset dan inovasi di bidang pemulihan dan penggunaan kembali limbah. “Saya yakin tiga tahun ke depan, kolaborasi ini dapat menghasilkan solusi kongkret sebagai wujud kontribusi bagi bangsa,” tandasnya. (q cox, tama dinie)