SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Ada yang unik setiap bulan Desember di ruang pamer Perpustakaan Universitas Kristen Petra (UK Petra), gedung Radius Prawiro lantai 6.
Kepala Perpustakaan UK. Petra, Dian Wulandari S.IIP mengatakan dalam rangka menyambut hari natal, Perpustakaan UK Petra menyiapkan Pohon Natal Kukusan setinggi 6,75 meter yang akan dipajang hingga tanggal 15 Januari 2017.
Bentuk khas dari kukusan ini tetap terlihat jelas yang dipermanis dengan lampu natal dan hiasan natal yang meriah serta sedikit warna dasar khas natal yaitu hijau dan merah.
“Dengan hadirnya pohon natal kukusan ini mengingatkan para pengunjung akan peristiwa kelahiran Kristus yang senantiasa harus disyukuri dengan menyembah Sang Juru Selamat yang rela lahir menjadi manusia untuk menyelamatkan umatNya, sebagaimana kukusan yang melambangkan tangan yang sedang menyembah,” katanya.
Mengangkat konsep lokal sekaligus menghadirkan kembali semangat natal yang selalu baru pada pengunjung, itulah keinginan Perpustakaan UK Petra. Jika dicermati, warna khas kukusan ini tetap dipertahankan.
Hanya beberapa kukusan saja yang diberi pemanis warna khas hijau dan merah untuk menghadirkan nuansa natal. Hal ini untuk tetap menghadirkan nuansa lokal bagi para pengunjung.
“Saya memberikan konsep ide ini lalu pembuatannya direalisasikan oleh dosen luar biasa UK Petra yag dimulai sejak bulan lalu. Menghabiskan 875 kukusan, pohon natal ini terdiri dari kukusan kecil, sedang hingga besar”, tambah Dian.
Kukusan biasanya dipakai untuk menanak nasi tempo dulu sebelum munculnya rice cooker dan sejenisnya. Beras yang dimasak menggunakan kukusan menghasilkan nasi yang benar-benar tersaring dan bebas dari zat-zat yang kurang baik untuk tubuh sehingga aman bagi penderita diabetes dan penyakit turunannya.
Tak hanya itu, kukusan tempo dulu juga dipakai untuk membuat atau mencetak tumpeng, dimana tumpeng dibuat sebagai ucapan syukur kepada Tuhan atau selamatan. Bentuk kukusan yang besar di bagian bawah dan mengerucut di bagian atas melambangkan tangan yang menyembah.
Oleh karena itu biasanya tumpeng dibuat ketika ada hajatan atau selametan untuk memperingati peristiwa kehidupan yang dialami oleh seseorang atau masyarakat terutama masyarakat Jawa, Bali dan Madura sebagai bentuk ucapan syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa.
“Pohon Natal Kukusan ini mengingatkan kita akan Kelahiran Kristus yang harus selalu disyukuri dengan senantiasa menyembah Sang Juruselamat yang rela menjadi manusia untuk menyelamatkan umatNya, seperti kukusan yang melambangkan tangan yang menyembah serta untuk membersihkan diri dari segala kotoran-kotoran duniawi sehingga menjadi manusia yang bersih seperti nasi yang dihasilkan oleh kukusan yang tersaring dan bebas dari zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh, sehingga kehidupan kita dapat berguna bagi sesama dan mempermuliakan nama Tuhan,” tutupnya. (q cox)