Jatim RayaPemerintahan

Rakor Kick Off P3PD, Sekda Adhy: Jawa Timur Sangat Berkepentingan Mendapatkan Program Ini

100
×

Rakor Kick Off P3PD, Sekda Adhy: Jawa Timur Sangat Berkepentingan Mendapatkan Program Ini

Sebarkan artikel ini

DKI JAKARTA (Suarapubliknews) ~ Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono menghadiri secara langsung Rapat Koordinasi Nasional Kick Off Pelaksanaan Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) Tahun 2023.

Acara ini diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri RI di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Selasa (11/7). Yang mana, dihadiri oleh Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, serta segenap gubernur, walikota, bupati, maupun mereka yang mewakili dari seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia.

Menurut Sekdaprov Adhy, P3PD merupakan program yang sangat vital. Mengingat program ini berseiring sengan Nawacita ketiga Presiden RI Joko Widodo, yakni membangun Indonesia dari pinggiran.

“Dari pinggiran itu maksudnya dari desa. Dan Jawa Timur tentunya yang paling berkepentingan karena yang masuk dalam program kerjasama ini jumlahnya 24 kabupaten dengan desa yang hampir mencapai 4 ribuan,” terangnya.

Ada beberapa tujuan utama dari program ini, salah satunya adalah meningkatkan kapasitas aparatur desa sebagai ujung tombak pemerintahan desa. Tak hanya itu, program ini juga didesain jntuk menjaga wawasan nasional dan penguatan sosial, budaya, juga politik.

“Jadi masyarakat desa ini akan diarahkan agar mereka punya wawasan politik. Selain itu, di kontestasi Pilkada nanti, agar mereka tidak terlibat politik praktis. Apalagi dengan kontestasi politik yang sangat dinamis di Jawa Timur,” tuturnya.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian mengatakan bahwa P3PD diharapkan dapat mengahalau fenomena urbanisasi di Indonesia. Sehingga, pertumbuhan penduduk dan ekonomi baik di desa maupun di kota cenderung stabil.

“Kita bisa lihat kalau di Jepang, anak-anak muda menumpuk di Kyoto, Tokyo, dan Osaka. Kalau di Korea Selatan, ada Seoul, Sejong, dan Busan. Generasi muda pindah ke kota. Akibatnya ada kenaikan tingkat stres dan penurunan keinginan menikah,” ungkapnya.

Bahkan, terang Tito, 25% penduduk Jepang berusia 20-49 tahun berstatus lajang. Hal ini kemudian menimbulkan masalah demografi yang luar biasa di mana terjadi penurunan pertumbuhan populasi dan angka kematian lebih tinggi dibandingkan angka kelahiran.

Untuk itu, Indonesia berkomitmen membangun negeri dari pinggiran. Hal-hal yang harus disiapkan antara lain adalah lapangan pekerjaan baru di desa. “Agar tidak perlu lagi merantau ke kota untuk bekerja. Jadi cukup bekerja di desa, dengan penghasilan rasa kota. Sehingga desa bisa jadi sentra ekonomi baru yang setara dengan kota,” ucapnya. (q cok, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *