SURABAYA, (Suarapubliknews) ~ Timothy Jasson (22), mahasiswa Ciputra University Surabaya, membuktikan bahwa komoditas lokal Indonesia bisa bersaing di pasar internasional. Dengan brand “Renjana”, Timothy berhasil menjalankan bisnis kacang mete dengan kemasan menarik dan berhasil menembus pasar ekspor.
“Saya melihat potensi besar di balik kacang mete,” ujar Timothy. “Kacang mete ini lokal banget dan masuk kategori kacang premium, sehingga saya memilihnya untuk diolah dan dijual.”
Timothy menjelaskan bahwa bisnis kacang mete Renjana dimulai pada tahun 2021. Dia menyadari bahwa kacang mete selama ini hanya diolah dengan cara digoreng dan dikemas dalam plastik kemasan biasa. Padahal, jika diolah dengan tepat dan dikemas menarik, kacang mete bisa memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.
“Saya ingin mengangkat kacang mete Indonesia ke level yang lebih tinggi,” tambah Timothy. “Saya ingin menunjukkan bahwa kacang mete lokal bisa bersaing dengan kacang-kacang premium lainnya seperti almond dan macadamia.”
Nama “Renjana” sendiri memiliki makna istimewa bagi Timothy. “Renjana” berarti “cinta” dalam bahasa Indonesia, yang merupakan nama pemberian dari pacarnya. “Saya ingin bisnis ini juga membawa semangat cinta dan passion untuk mengangkat produk lokal,” ungkap Timothy.
Renjana menawarkan berbagai varian rasa kacang mete, hingga saat ini sudah ada 5 varian yang bisa dipilih konsumen. Dalam dua tahun berjalan, kacang mete Renjana telah berhasil dipasarkan di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Jakarta dan Bali. Tidak hanya itu, pembeli dari beberapa negara ASEAN juga telah memesan kacang mete Renjana.
“Saya juga mendapat dukungan dari Pemkot Surabaya yang sering mengajak saya bertemu dengan para buyer luar negeri,” jelas Timothy. “Bahkan di event level ASEAN, saya sudah bertemu dengan para perwakilan dari negara-negara ASEAN sehingga punya jaringan penjualan ke sana.”
Keberhasilan Timothy dalam mengembangkan bisnis kacang mete Renjana menunjukkan bahwa komoditas lokal Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar internasional. Dengan kreativitas dan inovasi, dia berhasil mengangkat kacang mete Indonesia menjadi komoditas ekspor yang memiliki nilai ekonomi tinggi. (q cox, tama dini)