Jatim RayaPeristiwa

Rumuskan Konsep Masa Depan Wisata di Gunung Kawi, Komunitas MBREEBEZ’80 Gelar Acara Reuni

13
×

Rumuskan Konsep Masa Depan Wisata di Gunung Kawi, Komunitas MBREEBEZ’80 Gelar Acara Reuni

Sebarkan artikel ini

MALANG (Suarapubliknews) – Komunitas yang tergabung dalam MBREEBEZ’80 (Membina Remaja Etika Berdasarkan Zaman), kembali muncul dengan membawa konsep baru bagi masa depan lokasi wisata ritual Gunung Kawi, sebagai wujud keprihatinannya.

Anggota komunitas ini adalah para pemuda Desa Wonosari Gunung Kawi di tahun 80-an yang tentu saat ini telah berusia diatas 50 tahun. Namun dengan semangat kepemudaannya tetap peduli dengan kondisi wisata ritual Gunung Kawi yang belakangan semakin sepi pengunjung.

Sang inisiator pertemuan Drs. Wahyu Widayat, mengatakan jika pertemuan komunitas lamanya dianggap penting karena membutuhkan pemikiran bersama untuk merumuskan konsep masa depan wisata ritual Gunung Kawi

Ibarat ngumpulno balung seng kececer (mengumpulkan tulang yang tercerai berai), untuk membuat konsep yang kekinian agar Gunung Kawi tidak hanya dikenal sebagai wisata ritual, namun juga wisata rekreasi bagi kaum milenial,” ucapnya kepada media ini. Jumat (22/10/2021)

Wendha-sapaan akrab Wahyu Widayat, menyampaikan jika semangat kebersamaan komunitasnya kala itu sudah sangat sulit ditemui, apalagi harus memikirkan nasib masyarakat di Desa Wonosari yang kehidupannya sangat bergantung kedatangan para wisatawan.

“Saya sengaja hanya melibatkan komunitas MBREEBEZ, karena kepeduliannya terhadap lingkungan saya anggap tinggi, bahkan inisiator munculnya perayaan 1 Suro yang kini telah dijadikan budaya tahunan juga anggota kami,” jelasnya.

Semangat inilah, lanjut Wendha, yang terus digali meski beberapa anggota saat ini telah berdomisili di luar daerah. “Ada yang di Bali, Surabaya, Solo, Kalimantan dan beberapa daerah lainnya. Namun mereka masih peduli dengan daerah asal dan kehidupan masyarakatnya,” tandas Wendha.

Menurutnya, wisata di Gunung Kawi butuh inovasi baru agar bisa kembali menarik para wisatawan, mulai dari kaum manula yang masih mempercayai kehebatan makam Eyang Djugo maupun Mbah Imam Sudjono hingga kaum milenial yang menggemari lokasi wisata rekreasi.

“Kami ingin di daerah Kecamatan Wonosari Gunung Kawi juga memiliki wisata dengan konsep rekreasi, untuk itu dibutuhkan pemikiran yang jernih sekaligus melibatkan banyak pihak untuk bisa merealisasikannya, agar wisatawan kembali datang berbondong-bondong seperti jaman kami dulu,” pungkasnya.

Untuk itu, diakhir paparannya Wendha akan mengoptimalkan peran anggota untuk dapat mewujudkan konsep wisata rekreasi di Gunung Kawi, disamping itu juga berupaya menggandeng pihak ketiga. (q cox)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *