Pemerintahan

Strategi Wali Kota Eri Cahyadi Entaskan Kemiskinan Lewat Padat Karya

93
×

Strategi Wali Kota Eri Cahyadi Entaskan Kemiskinan Lewat Padat Karya

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengajak ratusan warga Surabaya untuk mendapatkan penghasilan tambahan melalui program Padat Karya binaan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Hal itu disampaikan Wali Kota Eri Cahyadi dalam kegiatan Pengarahan Terkait Program Padat Karya bagi orang tua siswa MA/SMA/SMK di Graha YKP Surabaya, Selasa (13/6/2023). Ini merupakan salah satu strategi Wali Kota Eri Cahyadi dalam upaya mengentaskan kemiskinan dan pengangguran di Kota Pahlawan.

Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Eri Cahyadi mengundang para orang tua dari siswa yang telah mendapat bantuan tebus ijazah dan bayar tunggakan biaya sekolah oleh Pemkot Surabaya bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Surabaya, pada Senin (5/6/2023) lalu.

Sebab, sebelumnya, Wali Kota Eri Cahyadi mengajak para orang tua yang hadir untuk mengikuti program Padat Karya. Yakni, program yang dijalankan dengan memanfaatkan aset Pemkot Surabaya dengan memprioritaskan para pekerja dari keluarga miskin (gamis) dan pra miskin (pramis) yang belum bekerja.

“Kemarin beasiswa yang tidak mampu, ada dari keluarga miskin dan pra miskin. Jadi hari ini orang tuanya saya undang semuanya untuk saya pastikan mendapatkan penghasilan yang lebih dari Rp 3 juta,” tegas Wali Kota Eri Cahyadi.

Ia mengaku, ratusan orang tua penerima bantuan tebus ijazah dan bayar tunggakan biaya sekolah itu hadir menerima ajakannya untuk menambah penghasilan lewat program Padat Karya. Karenanya, ia ingin memastikan bahwa para orang tua tersebut telah melakukan pendaftaran agar dapat segera bergerak melalui program Padat Karya.

“Maka saya tadi mengumpulkan disini, saya memastikan mereka mendaftar. Serta camat dan lurah melakukan pendataan,” ungkapnya.

Wali Kota Eri Cahyadi menerangkan bahwa warga bisa memilih berbagai sektor pekerjaan yang tersedia dalam program Padat Karya berbentuk Café, Sentra Menjahit, Laundry, Cuci Kendaraan, Perbaikan Rutilahu (Rumah Tidak Layak Huni), Budi Daya Pertanian dan Peternakan, Rumah Maggot hingga Pembuatan Paving. Harapannya produk dari program Padat Karya dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh pemkot untuk tujuan pembangunan Kota Surabaya.

“Ada banyak jenis stand dari Padat Karya disini, warga bisa memilih. Nanti, akhir bulan depan, saya undang kembali beliau-beliau semua untuk melihat sudah mendapat angka diatas Rp 3 juta,” terangnya.

Meski demikian, ia menjelaskan bahwa program Padat Karya merupakan salah satu upaya Pemkot Surabaya untuk mengentaskan kemiskinan dengan menambah pendapatan keluarga setiap bulan. Artinya, jika sang suami telah bekerja, maka sang istri bisa mencari tambahan pendapatan dengan mengikuti program Padat Karya.

“Ayah sudah bekerja, apakah ibunya bekerja atau tidak? Ternyata ibunya bisa menjahit bagian kancing, langsung bekerja menjahit kancing dan bisa dikerjakan dirumah. Nanti suaminya bisa membantu mengambil dan mengantar orderannya,” jelasnya.

Sementara itu, Erika (41) warga Kelurahan Kertajaya, Kecamatan Gubeng Surabaya, sambil menahan tangis, ia menyampaikan terima kasih kepada Wali Kota Eri Cahyadi karena langsung mengundang dirinya untuk mengikuti program Padat Karya. Erika mengaku, setiap pagi, ia hanya berjualan bubur dan setelah itu tidak melakukan aktivitas apapun. Karenanya, ia ingin mendapat tambahan penghasilan melalui program Padat Karya.

“Saya senang sekali, hari ini diundang Pak Eri Cahyadi langsung untuk ikut program Padat Karya. Terima kasih Pak Eri Cahyadi, karena pagi hari saya jualan bubur, jadi saya ingin mendapatkan tambahan penghasilan setelah jualan bubur,” pungkasnya. (Q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *