SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Meskipun Kepala Dinas PU Binamarga dan Pematusan Kota Surabaya Erna Purnawati pernah mengaku akan mempercepat pengerjaan sebelum musim hujan turun. Bahkan, bila memungkinkan, pengerjaan box culvert juga akan dilakukan secara marathon, siang maupun malam hari.
Namun faktanya, hingga tahun berganti pelaksaanan proyek box culvert ini tak bisa memenuhi target yang direncanakan, karena banyak faktor yang menjadi kendala. Yang salah satunya adalah faktor cuaca.
Kala itu, Erna juga menjelaskan jika box culvert Jemur Ngawinan nantinya akan tersambung hingga akses Jalan Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER). Tak hanya itu, pemerintah kota juga akan menghubungkan jalan baru tersebut dengan box culvert Jalan Zamhuri Rungkut yang kini sudah selesai.
“Semuanya memanfaatkan saluran air. Ada beberapa titik yang berupa daratan dan makam. Tetapi semua itu sudah kami bebaskan. Jadi kalau semuanya selesai, nanti mulai dari UPN (Universitas Pembangunan Nasional) hingga bundaran dolog akan ada dua lajur. Jadi akses ini sekaligus juga untuk penunjang underpass di bundaran dolog,”tuturnya.
Erna menyampaikan, penambahan akses jalan di kawasan tersebut dilakukan mengingat kondisi lalulintas yang begitu padat. Hampir setiap hari, akses jalan dari dan menuju budaran dolog selalu padat. Lebih-lebih pada jam sibuk saat orang berangkat maupun pulang bekerja.
Disampaikan oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini jika molornya proyek box culvert itu dikarenakan persoalan cuaca. Curah hujan yang begitu tinggi di akhir tahun lalu, membuat proses pengerjaan terganggu. Akibatnya, pembangunan tidak bisa dipercepat.
“Jadi ini bukan salah kontraktor. Ini murni cuaca. Lha bayangkan, siang hari sungai dikeruk dan disedot airnya. Tak lama berselang hujan turun dan menggenang. Ini terjadi berulang-ulang. Sehingga mengganggu pekerjaan,”kata Risma kemarin.
Risma menyampaikan, pengerjaan box culvert Jemur Ngawinan memang tidak bisa dipercepat seperti di lokasi lain. Yakni dengan system lembur siang dan malam. Pasalnya, akses jalan Jemursari cukup padat. Sehingga pengerjaan harus menunggu kondisi sepi, yakni pada malam hari.
“Ini yang menjadi kendala bagi kontraktor. Karena itu, saya berterimakasih saat Pak Iqbal (Kapolrestabes Surabaya) memberikan izin pengerjaan pada siang hari dengan pengawalan. Sehingga proyek bisa lebih dipercepat. Tetapi sayangnya waktunya nggak nutut,”akunya.
Karena itu, pihaknya terpaksa harus melanjutkan proyek tersebut di tahun 2017 ini. Risma mengaku masih memberi kesempatan kepada kontraktor lama untuk ikut lelang lagi.
“Karena bukan kesalahan kontraktor, maka dia (kontraktor) tidak diblack list. Dia masih bisa ikut lelang lagi,”tutur mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.
Erna menambahkan, bahwa lelang ulang untuk proyek box culvert Jemur Ngawinan sudah dimulai. Hanya saja belum ada pemenang lelang sampai saat ini.
“Belum ada pemenangnya. Bisa saja kontraktor baru atau bahkan kontraktor lama. Tergantung hasil lelang nanti,”tegasnya. (q cox)