BisnisJatim Raya

Tim Mahasiswa ITS Gagas Desain Alat Budidaya Ikan Lepas Pantai Otomatis

12
×

Tim Mahasiswa ITS Gagas Desain Alat Budidaya Ikan Lepas Pantai Otomatis

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Sebagai negara maritim dengan luas laut 3,25 juta kilometer persegi, Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dan salah satunya berupa budidaya ikan lepas pantai.

Tiga mahasiswa Departemen Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas desain alat budidaya ikan tuna lepas pantai otomatis bertenaga surya. Tim Doa Ayah Ibu tersebut beranggotakan Muhammad Akbar Hardian, Dinda Febriani Analiyah, dan Brigitta Violna El Tito.

Anggota Tim Doa Ayah Ibu mengatakan Indonesia memiliki potensi laut yang besar dan perlu lebih dimaksimalkan. “Salah satu potensi besar yang perlu dimaksimalkan adalah budidaya ikan tuna lepas pantai,” katanya.

Saat ini budidaya ikan lepas pantai di Indonesia masih dilakukan secara manual. Diperlukan sekitar 15 sampai 20 orang per hari untuk mengurus tempat budidaya ikan tersebut. Tentu ada risiko pekerjaan yang dihadapi seperti tingginya angka kecelakaan kerja. “Karenanya, budidaya ikan lepas pantai di Indonesia belum efisien,” papar Dinda.

Berangkat dari permasalahan tersebut, tim yang diketuai oleh Muhammad Akbar Hardian ini berinovasi mendesain sebuah alat budidaya ikan lepas pantai bernama ASTOR. Yakni kepanjangan dari Automatic Offshore Aquaculture with Solar Energy. Alat ini didesain untuk meningkatkan produksi budidaya ikan tuna lepas pantai.  “Ikan tuna merupakan potensi besar yang dimiliki Indonesia dengan kontribusi penghasilan sebesar USD 480 juta per tahunnya,” terang Dinda.

ASTOR didesain untuk beroperasi secara otomatis yang dilengkapi dengan sistem monitor (monitoring system), sistem pemberiaan pakan (feeding system), ruang penyimpanan pakan (food storage), sistem sel surya (solar system), ruang penyimpanan (operational storage), dan sistem keamanan (security system) menggunakan kamera CCTV.

Pemberian pakan dalam sistem tersebut dilakukan melalui feeding system yang terhubung langsung dengan monitoring system. Seluruh sistem dapat bekerja dengan energi listrik yang dihasilkan oleh sel surya. Pemberian pakan oleh sistem dilakukan dua kali sehari.

Dengan hadirnya ASTOR, menurut Dinda, memudahkan para nelayan untuk mengontrol serta memberi makan ikan secara otomatis tanpa harus pergi ke lepas pantai karena dapat dikontrol melalui darat. Hal tersebut dapat mengefisiensi budidaya ikan lepas pantai dan meminimalisasi risiko kerja. Di samping itu, ASTOR juga dapat meningkatkan produksi ikan tuna di Indonesia. (q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *