PeristiwaPolitik

Tolak Pembangunan Klinik Mata, Warga Komplek Central Regensi Wadul DPRD Surabaya

16
×

Tolak Pembangunan Klinik Mata, Warga Komplek Central Regensi Wadul DPRD Surabaya

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Warga RT 04 RW 04 perumahan Mulyosari Mapan wadul ke DPRD Kota Surabaya atas pembangunan klinik kesehatan di komplek Central Regensi Mulyosari.

Pernyataan ini disampaikan perwakilan warga Mulyosari Mapan Tantra Lingga, yang menyampaikan bahwa seluruh warga komplek sepakat menolak atas pembangunan klinik mata di dalam kluster.

“Intinya kami mewakili warga menolak pembangunan klinik berlantaikan tiga di dalam kluster. Penolakan warga ini tidak bisa diganti solusi apapun, kami hanya minta difungsikan perumahan kembali,” kata Tatra Lingga di DPRD Kota Surabaya, Rabu (14/10/2020).

Ketua RT 04 RW 04 Mulyosari Mapan ini menjelaskan, gejolak warga berawal dari pengembang sudah memutuskan peruntukan perumahan bukan sebagai klinik atau difungsikan sebagai komersial.

“Kami sudah berupaya mengajukan keberatan ke sejumlah dinas terkait, namun kesulitan beralasan karena surat keterangan rencana kota (SKRK) sudah dikeluarkan,” terang Tantra.

Tantra mengungkapkan, bahwa dikeluarkan SKRK oleh dinas terkait diduga ada kejanggalan. Ia mengaku, SKRK yang diterbitkan untuk klinik mata tidak ada kesamaan.

“Padahal pihak pengembang komplek Central Regensi Mulyosari tidak pernah mengeluarkan perubahan SKRK. Dan, temuan kejanggalan inilah yang kita laporkan ke dewan untuk ditindaklanjuti,” tandasnya.

Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya Baktiono mengatakan, bahwa warga menolak berdirinya klinik mata di dalam komplek Central Regensi Mulyosari.

“Jadi warga protes atas pembangunan klinik kesehatan berada di dalam satu komplek, sehingga tidak setuju berdirinya klinik tersebut,” kata Baktiono.

Selain itu, lanjutnya, area pembangunan klinik rencana berdiri tiga lantai dibangun habis tanpa menyediakan lahan parkir.

“Padahal kajian dari amdal lalin harus tersedia area tempat parkir pasien yang berobat di sana. Kami tawarkan solusi di area dipasang rambu-rambu larangan parkir atau berhenti dan kendaraan pasien ditaruh diluar komplek perumahan,” ujarnya.

Lebih jauh, kata Baktiono, dalam kesempatan ini pemilik klinik kesehatan tidak dihadiri, maka hearing tersebut ditunda sampai ada solusi agar tidak ada yang dikorbankan.

“Pekan depan kita panggil lagi, berharap ada solusinya warga menerima manfaat kalau diperbolehkan berdirinya klinik mata di sana dan pemilik tidak dirugikan. Sehingga mereka bisa melayani masyarakat dan berinvestasi di daerah perumahan tersebut,” pungkasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *