Jatim RayaPeristiwa

Unggah Video Kritik Minimnya Fasilitas Ruang Isolasi, Warga Bojonegoro Minta Maaf

8
×

Unggah Video Kritik Minimnya Fasilitas Ruang Isolasi, Warga Bojonegoro Minta Maaf

Sebarkan artikel ini

BOJONEGERO (Suarapubliknews) – Mengunggah video aspirasi atau kritik soal minimnya fasilitas ruang isolasi di wilayah Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Taufik (warga setempat) meminta maaf.

Permintaan maaf tersebut disaksikan oleh bupati, camat setempat, petugas keamanan dari TNI-Polri serta puluhan warga lainnya yang ikut menyaksikan dari luar halaman gedung shelter atau ruang isolasi.

Taufik menceritakan bahwa awalnya mengunggah video tersebut bermaksud menyampaikan komplai terkait poin nomor tujuh tentang prosedur masuk wilayah Tambakrejo.

“Poin nomor tujuh itu berbunyi setiap pemudik, pendatang atau atau perantau yang datang diwajibkan keluarganya yang kasih makan, tempat tidur, minum tiga kali sehari. Itu yang saya komplain awalnya,” tuturnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon seluler, Senin (20/4/2020).

Selanjutnya, Taufik menyampaikan bahwa setiap warga negara yang sedang menjalani masa isolasi atau karantina semuanya free atau bebas biaya sama sekali.

“Kenapa di sini dibebankan kepada orang yang ada di karantina, bukan di keluarganya. Ya kalau orang perantauan pulang dapat uang, apalagi ada wabah seperti sekarang ini, kadang-kadang dapat dan tidak dapat uang. Kan kasihan,” ucapnya.

“Ya kalau keluarganya komplit, lah kalau kayak saya punya anak kecil dua, terus bagaimana. Ya karena kritik itu, saya disuruh minta maaf,” imbuhnya.

Sebelumnya, video Taufik viral di media sosial. Dalam video tersebut, Taufik bermaksud menyampaikan aspirasi tentang minimnya fasilitas yang ada di dalam shelter.

Saat itu, Taufik yang baru saja datang dari luar kota bersama istrinya, oleh petugas diwajibkan menjalani isolasi mandiri di shelter-shelter yang telah disiapkan oleh pemerintah di masing-masing desa.

Namum tak disangka, Taufik yang hanya mencoba bersuara tentang minimnya sarana justru berbuah petaka baginya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *