PemerintahanPeristiwa

Wali Kota Eri Cahyadi bersama Gubernur Ganjar Pranowo Tukar Pengalaman Atasi Persoalan UMKM

36
×

Wali Kota Eri Cahyadi bersama Gubernur Ganjar Pranowo Tukar Pengalaman Atasi Persoalan UMKM

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Surabaya Rini Indriyani mendampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menghadiri Pesta Wirausaha Surabaya, di Gedung Teater Balai Budaya Kota Surabaya, Sabtu (6/5/2023). Wali Kota Eri Cahyadi dan Gubernur Ganjar Pranowo turut meramaikan kegiatan tersebut sebagai pembicara, serta bertukar pikiran mengenai pengalaman mengatasi persoalan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di wilayahnya masing-masing.

Kegiatan kolaborasi antara Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Dekranasda Surabaya, Dharma Wanita Surabaya, Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Surabaya dan komunitas Tangan di Atas (TDA) itu, merupakan ajang bertemunya para investor dengan para wirausaha muda atau orang-orang yang tertarik dengan dunia wirausaha. Mulai dari UMKM, Startup, maupun korporasi. Tentunya kegiatan ini ikut memeriahkan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-730.

Dalam sambutannya, Wali Kota Eri Cahyadi menyampaikan bahwa ekonomi kerakyatan menjadi prioritas utama Pemkot Surabaya dalam meningkatkan produk UMKM di Kota Pahlawan. Ia bahkan menaruh perhatian khusus terhadap para pelaku UMKM agar tidak patah semangat dalam berinovasi.

“Terlihat keakraban antara wirausaha dengan penanam modalnya dan saya berharap UMKM tidak pantang menyerah. Maka Dinkopdag  harus tahu UMKM dan omzetnya berapa perbulannya. Kalau omzetnya belum naik dan pendapatannya belum sesuai dengan yang kita inginkan, maka pemerintah intervensi disana,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.

Karenanya, para camat dan lurah diminta proaktif dalam pendataan para pelaku UMKM, serta kebutuhan untuk proses perkembangan UMKM tersebut. “Saya ingin membangun Surabaya dengan ekonomi kerakyatan karena dan itulah yang menjadi kekuatan UMKM bergerak. Maka UMKM harus mendapat dukungan penuh dan itulah tugas Pemkot Surabaya,” ujarnya.

Dengan demikian, hal tersebut mempermudah Pemkot Surabaya dalam proses pembentukan Kampung Madani di Kota Pahlawan. Diharapkan, dulunya warga yang menerima bantuan bisa berubah menjadi pemberi bantuan.

“Berdasarkan data Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) per 25 November 2022, belanja APBD Surabaya untuk UMKM mencapai Rp 1,2 Triliun. Tahun ini saya minta Rp 3 Triliun. Makanya saya ingin tahu omzetnya njenengan, camat dan lurah saya minta memahami UMKM di wilayahnya,” tegasnya.

Oleh karena itu, ia meminta kepada para pelaku UMKM yang ada di Kota Pahlawan untuk segera mendaftar. Sehingga, apabila terdapat UMKM yang membutuhkan bantuan modal, maka intervensi Pemkot Surabaya bisa tepat sasaran.

“Pertemuan ini adalah mempertemukan para pelaku UMKM dengan investor. Alhamdulillah dalam pertemuan ini ada investor yang langsung memberikan bantuan modal langsung kepada pelaku UMKM. Matur nuwun (terima kasih) kepada investor dan supportnya kepada UMKM Surabaya,” terangnya.

Lebih lanjut, pada sesi selanjutnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendapat kesempatan untuk memberikan semangat kepada para pelaku UMKM si Kota Pahlawan. Dengan demikian, Wali Kota Eri Cahyadi berharap Kota Surabaya bisa lebih menggenjot pergerakan ekonomi kerakyatan melalui UMKM.

“Kami butuh pengalaman bapak (Ganjar), langkah apa yang bisa kami ambil sehingga di Surabaya kami bisa meningkatkan UMKM. Karena 90 persen ekonomi di Indonesia digerakkan oleh UMKM. Semoga kehadiran Pak Ganjar hari bisa memberikan motivasi dan semangat, sehingga UMKM di Kota Surabaya menjadi hebat lagi,” ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berbagi pengalaman dengan para pelaku UMKM dengan menyampaikan topik mengenai “Wirausaha untuk Kemajuan Ekonomi Bangsa”. Pada sesi tersebut, Gubernur Ganjar Pranowo memanggil dua pelaku UMKM, yakni Lastri yang memproduksi olahan ikan lele beserta catering, dan Haris yang memproduksi pupuk kompos.

“Keduanya memiliki problem (persoalan) yang sama. Mas Haris ingin menambah kapasitas produksi melalui mesin giling dan Bu Lastri pada persoalan modal dan pemasaran. Maka, problem seperti ini kita kelompokkan, karena tugas pemerintah adalah memberikan pendampingan, pelatihan dan sebagainya,” kata Gubernur Ganjar Pranowo.

Di sisi lain, ia menjelaskan mengenai akses modal. Menurunya, hal ini bisa melalui perbankan dan investor. Karenanya, para pelaku UMKM harus mendapatkan pelatihan agar menghasilkan produk yang menarik pasar.

“Kalau mau masuk marketplace besar mereka harus dilatih. Caranya banyak tinggal difasilitasi pemkot. Bahkan, Pemkot Surabaya sudah bertemu dengan teman-teman diluar tinggal mengevaluasi perjalanan. Jadi untuk kawan-kawan UMKM, selamat berusaha dan yakinlah bahwa panjenengan (anda) mampu melakukan itu,” pungkasnya. (q cok)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *