SURABAYA (Suarapubliknews) – Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Surabaya menerima kunjungan kerja dari Forkopimda Kota Banjarmasin di ruang sidang Balai Kota Surabaya, Kamis (18/7/2019).
Forkopimda Kota Banjarmasin hadir dengan formasi lengkap, begitu juga Forkopimda Surabaya yang menyambutnya, dengan formasi lengkap.
Saat pertemuan itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjelaskan berbagai program yang dijalankan bersama-sama dengan jajaran TNI, Polisi, Kejaksaan.
Ia menjelaskan bahwa rutin mengadakan pertemuan sebulan sekali, tapi kalau ada masalah pasti langsung koordinasi meskipun belum waktunya.
“Tapi yang pasti, kami memecahkan masalah tidak seformal-formal mungkin. Jadi, kami menyelesaikannya itu dengan guyon-guyon, tidak terlalu formal,” kata Wali Kota Risma sembari mengucap selamat datang kepada jajaran Forkopimda Kota Banjarmasin.
Wali Kota Risma pun menjelaskan bahwa apabila ada masalah di tingkat bawah atau di tingkat kelurahan, biasanya langsung diselesaikan di bawah, sehingga tidak sampai besar dan sampai ke atas atau wali kota.
Saat penyelesaian itu, biasanya pihak kelurahan bersinergi dengan jajaran tokoh agama, Babinsa, dan Babinkamtibmas.
“Biasanya, kami menggelar cangkrukan di kelurahan-kelurahan yang menghadirkan semua Forkopimda. Dengan ngopi bareng dan ngobrol santai dengan masyarakat itu, akhirnya kita bisa menampung berbagai keluhan masyarakt, sehingga lebih gampang untuk menyelesaikannya,” kata dia.
Sedangkan sinergi dengan pihak kejaksaan, ia juga menjelaskan bahwa sudah bersinergi tentang penyelamatan aset negara. Hingga saat ini sudah banyak aset Pemkot Surabaya yang kembali berkat sinergitas Pemkot Surabaya dengan Kejaksaan.
“TP4D juga sangat membantu kami. Bahkan, setiap kami mengerjakan proyek, kami selalu dibantu dan didampingi dari awal hingga akhir, sehingga relative aman dan lebih cepat,” ujarnya.
Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu juga memastikan bahwa apabila ada masalah besar seperti tahun lalu Kota Surabaya diserang teroris, Forkopimda lah yang ambil peran dan selalu sinergi serta selalu keliling di tengah-tengah warga.
Akhirnya, saat itu warga banyak yang memasang banner bahwa warga Kota Surabaya tidak takut teroris. “Jadi, semua masalah kita tangani bersama-sama,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, semua Forkopimda yang hadir turut menjelaskan berbagai program yang telah disinergikan dengan Pemkot Surabaya, termasuk program cangkrukan yang rutin di gelar di tengah-tengah masyarakat.
Sementara itu, Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina mengatkaan kunjungannya kali ini merupakan study tiru yang dilakukan dengan Forkopimda Kota Surabaya.
Bagi dia, ini adalah forum untuk belajar sinergitas dari kota sebesar Surabaya. Apalagi, Forkopimda di Surabaya itu lebih banyak dibanding Kota Banjarmasin yang hanya memiliki satu Polres, dan satu Kejaksaan.
“Kita ingin situasi kamtimbas dan situasi di masyarakat, antisipasi kerawanan, termasuk juga sinergi, diantara lurah, Babinsa dan Babinkamtimbas serta tokoh masyarakt bisa bersinergi. Ini menjadi study yang perlu kami gali dan tadi banyak hal yang bisa kami aplikasikan di Banjarmasin,” kata Ibnu.
Adapun beberapa pelajaran yang bisa diterapkan di Kota Banjarmasin adalah sinergitas yang selama ini hanya tiga pihak, nanti akan ditambah juga dengan tokoh masyarakat, sebagaimana dilakukan di Kota Surabaya.
Ia juga berharap ke depannya bisa terus mengadakan jadwal rutin pertemuan dengan Forkopimda Banjarmasin, karena Wali Kota Risma tadi juga menjelaskan pentingnya menggelar pertemuan rutin sebulan sekali.
“Tadi juga ada cangkrukan. Itu mungkin semacam acara informal masyarakat dan saya kira itu sangat efektif untuk mengantisipasi berbagai hal di tengah-tengah masyarakat kita, sehingga bisa menciptakan rasa aman dan stabilitas menjadi ujung tombaknya,” ujarnya.
Ibnu juga menambahkan bahwa khusus untuk Forkopimda dengan formasi lengkap, baru dilakukan hari ini. Namun, khusus untuk Kota Banjarmasin, dia mengaku sudah lama bekerjasama dengan Pemkot Surabaya dan setiap tahunya selalu menandatangani 5 kerjasama dengan Pemkot Surabaya.
“Tahun lalu kami kan juga sempat mengirim Satpol PP untuk belajar ke sini. Tahun lalu saya juga mengambil program e-kelurahan untuk diaplikasikan di Banjarmasin,” imbuhnya.
Ia juga memastikan setiap tahunnya selalu ada program baru yang diperbaharui untuk kerjasama ini. Oleh karena itu, ia mengaku sudah berhubungan baik dengan Surabaya sejak beberapa tahun silam.
“Bagaimana pun juga, gerbang timur pulau Jawa ada di Surabaya dan pintu masuk di Kalimantan adalah di Banjarmasin,” pungkasnnya. (q cox)